Manajer Persebaya, Saleh Ismail Mukadar, mengindikasikan kegagalan wasit Iis Isya Permana memberi hadiah penalti, saat timnya menghadapi Persija, akibat pengaruh Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. Karena itu, Saleh akan mundur dari posisi manajer Persebaya.
Dalam lanjutan pertandingan Liga Super pada Sabtu (3/4), Persebaya ditahan imbang tanpa gol oleh Persija. Dalam pertandingan itu, penyerang Andi Odang dijatuhkan di kotak penalti Persija oleh Fahrudin Mustafic.
Meski dijatuhkan, wasit Iis Isya tidak memandang sebagai pelanggaran dan memberi hadiah penalti kepada Persebaya. "Padahal kalau di luar negeri, selain kena penalti, pemain yang melanggar itu juga dikartu merah," kata Saleh.
Tindakan wasit ini, menurut Saleh, mengindikasikan bahwa Nurdin Halid, bos PSSI, "mengerjai" Persebaya. Alasan Saleh, ia bersikap kritis terhadap ketua umum PSSI itu dalam Kongres Sepak Bola Nasional di Malang pekan lalu. "Selama Nurdin masih bercokol di PSSI, Persebaya pasti akan dikerjai terus," kata Saleh.
Karena itu, agar tidak membahayakan Persebaya, Saleh mengatakan akan secepatnya mengumumkan bakal mengundurkan diri dari posisi manajer tim. Ia juga mempersilahkan bila ada orang yang bersedia menggantikan posisinya.
Pengunduran diri tersebut, kata dia, sudah dipikirkan untung dan ruginya. "Kalau saya tidak mundur, Persebaya akan lebih hancur karena pasti akan didegradasi," cetus pria kelahiran Pulau Buru, Maluku ini.
Saleh menganalogikan, Persebaya saat ini sedang berkubang di kolam kotor. Karena itu, agar bisa keluar dari kolam kotor itu dirinya menggalang perubahan di kepengurusan PSSI melalui kongres. Namun upayanya ternyata gagal. "Presiden saja tak bisa mengganti Nurdin, apalagi hanya seorang Saleh," ujar dia.
Meski nantinya akan melepaskan posisinya manajer, namun Saleh tetap tak akan meninggalkan Persebaya. Sebab, saat ini dirinya juga menjabat sebagai ketua umum klub tersebut. "Saya tak akan melarikan diri," kata dia.
KUKUH S WIBOWO
