Share |

Jacksen : Persipura Kurang Agresif


Persipura harus menanggung kekalahan 1-4 dari Jeonbuk Motors, pada leg pertama babak penyisihan grup F Liga Champion Asia, di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa, (23/2). Penyebabnya, kurang konsisten menekan dan lemahnya pertahanan.

Kurangnya mobilitas dan agresivitas pemain tim Mutiara Hitam, diakui pelatih Persipura Jacksen Tiago, menjadi penyebab kekalahan mereka ketika menjamu Jeonbuk. Eduard Ivakdalam dkk. sering kehilangan bola ketika melakukan penetrasi ke jantung pertahanan lawan. Alih-alih menciptakan peluang, mereka malah menerima pukulan telak melalui gol yang diciptakan Kim Seung Yong melalui kotak pinalti.

Merespon kekalahan tersebut, pelatih asal Brasil yang mulai menukangi Persipura tahun 2008 itu, meminta maaf dan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia khususnya Persipuramania atas dukungannya. “Semoga saya bisa mengambil hikmah dari kekalahan ini dan melakukan perbaikan,” tukas Jacksen saat jumpa pers sehabis pertandingan.

Meski kalah telak, Jacksen masih berharap akan memenangkan pertandingan selanjutnya. Ia akan terus mencoba mewujudkan cita-cita, membawa Persipura lolos babak kualifikasi grup F.

Menyoal Boaz Solossa yang ditarik pada babak pertama, Jacksen mengaku harus melakukan itu karena sang penyerang masih belum pulih benar dari cidera otot yang menimpanya. Boaz sebenarnya belum bisa main namun, tim medis berusaha untuk membuatnya bisa merumput pada laga ini. Akhirnya, penampilan striker bernomor punggung 2 itu kurang maksimal, terang Jacksen.

Ketika turun minum, Persipura melakukan perubahan. “Kita bisa lihat bagaimana permainan anak-anak babak kedua. Mereka tampil lebih agresif dan gencar melakukan tekanan,” kata Jacksen. Namun kenyataannya, lawan lebih lebih efektif mencetak gol, tambahnya.

Sementara itu, pelatih Jeonbuk Choi Kanghee, merasa senang atas kemenangan ini. “Kami bermain serius dan konsisten menekan pada pertandingan ini, sehingga memperoleh kemenangan,” ujarnya. Lebih lanjut Choi mengatakan, sebelumnya ia kuatir dengan fisik anak asuhnya karena adaptasi terkait cuaca di Indonesia. “Fisik pemain kurang bagus dan cuaca sangat mempengaruhi kondisi itu. Suhu udara di Indonesia, jauh berbeda dengan Korea yang tengah mengalami musim dingin -5 derajat celcius,” tukasnya.

Share on Google Plus

About 12paz