GEMPA dahsyat yang mengguncang Cile, berdampak psikologis bagi stopper PSM, Luis Alejandro Pena. Sejak berita tentang gempa yang diikuti tsunami itu dimuat media cetak dan televisi, pemain yang baru bergabung di putaran kedua ini terus mengkhawatirkan keselamatan istri dan anaknya.
Keluarga besar Luis tinggal di Concepcion, kota kedua di Cile sekaligus yang paling parah terkena gempa. Luis mengetahui kabar gempa itu usai laga PSM melawan Persipura. Selama di Papua dia rela begadang karena terus mencoba mengontak keluarganya. Sebuah laptop dipinjam dari manajemen untuk memonitor kondisi terkini di Cile.
Luis yang ditemui Fajar di Hotel Delta, Minggu, 28 Februari, terlihat tidak bersemangat. Menurut dia, komunikasi dengan istri dan anggota keluarganya di Cile putus total. “Semua nomor yang saya ketahui sudah coba dihubungi namun tidak berhasil,” ujarnya.
Begitu tiba dari Jayapura, Luis yang sudah menempati rumah kontrakan di Taman Toraja, langsung menuju cafe Hotel Delta untuk mengakses internet. Malah pakaian yang dibawanya dari Jayapura belum sempat disimpan.
Kepada Fajar, Luis mengaku hanya bisa pasrah. Namun dia belum berpikir minta izin pada pengelola agar dibiarkan dulu pulang ke Cile. “Kalau Luis minta pulang artinya PSM harus siap kehilangan dia di pertandingan melawan Persijap Jepara dan Persela Lamongan,” jelas manajer PSM, Hendra Sirajuddin. (sah-aci)
