
Pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan hanya bisa geleng-geleng kepala setelah timnya kandas dengan skor tipis 0-1 atas tuan rumah Persema di Stadion Gajayana, sore kemarin (20/12). Sriwijaya sudah mampu meredam permainan Persema 90 menit ternyata kebobolan pada deik-detik akhir.
“Saya heran mengapa dua kali pertandingan selalu kebobolan pada detik-detik akhir. Ketika menjamu Persib Bandung di Palembang, kami juga kebobolan menjelang pertandingan berakhir dan skor 1-1. Di Malang, kami kembali kebobolan detik-detik akhir dan kalah 0-1,’’ kata Rahmad Darmawan seusai pertandingan.
Mantan pelatih Persipura Jayapura ini mengaku pemainnya sudah bermain sangat baik sesuai instruksi. Mereka harus bisa meredam kecepatan para wing seperti M Kamri, Siswanto atau Kasan Soleh sehingga Persema juga kesulitan menciptakan gol meski memiliki beberapa peluang.
“Idealnya pertandingan berakhir imbang. Kami akui keunggulan Persema adalah kecepatan para winger dan kami sukses menjinakkan. Namun akibat kelengahan sesaat semuanya jadi buyar,’’ tandas pelatih kelahiran Metro Lampung 28 November 1966 ini.
Sriwijaya sebenarnya juga memiliki peluang-peluang menciptakan gol. Sebut saja Arif Suyono yang bebas melakukan solo run menit-menit awal, tendangan bebas Kayamba Gumbs yang masih membentur mistar gawang dan juga tendangan Obiora yang belum membuahkan hasil.
Diakui RD kolektivitas permainan Persema cukup bagus. Dia juga menilai Robbie Gaspar bisa menjalankan tugas dengan baik sebagai stoper meski posisi itu di luar kebiasaan. Biasanya pemain asal Australia ini berposisi sebagai gelandang.
Mantan pelatih Persikota Tangerang ini menarik Arif Suyono dengan Rahmad Rivai karena Persema sudah menarik Jairon Feliciano diganti Iswandi Dai. ”Kami harus memperkuat tengah karena Persema juga lebih banyak melakukan serangan lewat gelandang dengan masuknya Iswandi Dai,” tegas pelatih yang juga anggota TNI yang berpankat kapten Marinir ini. (mg42/feb-sumeks)