
Dualisme kepengurusan persija sepertinya akan timbul dalam waktu dekat ini . Langkah sejumlah klub menggelar Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) , Senin (15/12) di hotel mega , cikini , jakara ditanggapi dingin ketua umum persija definitif , Toni Tobias.RALB bermula dari ketidakpuasan sejumlah anggota klub persija yang dimotori direksi PT Persija Jaya , Sony Sumarsono dan Bambang Sucipto serta kelompok sempalan , Biner Tobing cs. Mereka Menganggap kabinet Toni telah gagal menjalankan roda organisasi Persija.
Berbagi indikasi mereka ajukan , antara lain Persija Tidak Mempunyai program kerja , tak pernah ada rapat pengurus , rapat tahunan , dan laporan pertanggung jawaban keuangan . Kondisi ini masih ditambah kesulitan menggelar pertandingan Djarum ISL ehingga PT LI turun tangan dan gagalnya panpel menggelar pertandingan LSI U-21.
"Coba sekarang tanya ke Tony Tobias , apakah mereka punya program kerja , bagaimana kepengurusan ? bagaiman soal AD / ART yang sesuai dengan PSSi ? Lalu dengan seenaknya mereka menuduh kami mencuri uang di Persija . Apa yang dicuri ? kami sudah sampaikan laporan keuangan dan sepertinya ia tak bisa membaca laporan itu," Sebut soni.
Namun , kubu Toni tak kalah garang menyerang alik.Sejumlah alasan mereka ajukan , seperti utang yang ditimbulkan panpel Persija musim lalu dari PT Persija Jay kepada SUGBK , pertanggungjawaban LSI U-21 sebesar rp 100 juta dan susunan Pt Persija Jya yang dibekukan PT LI.
"Sebenarnya yang mereka ributkan itu hanya soal panpel Persija . Saya ingatkan , kalau cari uang jangan di Persija . Kalau mau selesaikan masalah datangi kantor Persija , bukan berkoar di luar sana ," sergah Toni.
RALB pun tak diakui Toni lantaran dinilai kurang dari kuorum.Semestinya dari 30 anggota Persija harus ada 2/3 atau minimal 20 klub meminta RALB. "Apalagi yang hadir di rapat itu bukan Ketua Umum Klub. Mereka pun tak memegang surat mandat dari klub masing - masing. Itu sama sekali tidak sah dan hanya saya yang diakui PSSI," ujar Toni , yang menilai hanya ada 17 klub saja yang memegang surat mandat .
Balasan pun meluncur dari sony . "Silakan saja , yang jelas ketua - ketua klub sendiri yang datang sehingga tidak perlu lagi surat mandat . Kami sudah ajukan hasil rapat ke PSSi dan saya anggap kepengurusan saat ini demisioner ." sebut sony.
FORMATUR
Sebagai langkah awal mereka pun membentuk formatur yang beranggotakan T.S Lingga , Rifaid Ismail , Totok M , Bambang Sucipto , Biner Tobing , Sony Sumarsono , dan Azwar Lubis . "Tugas kami kedepan mencari figur ketua umum yang mempunyai visi bisnis, mampu mendatangkan sponsor , dan tahu organisasi serta sepak bola. Syukur - syukur ia juga punya duit."kata sony.
Sementara itu Joko Driyono , CEO PT Liga Indonesia yang ikut hadir dalam RALB itu , menilai apa yang terjadi di Persija adalah sebuah gejolk organisasi ."Saya tidak dalam kapasitas menilai sah atau tidak RALB itu , saya hanya datang karena peduli dengan kondisi Persija .Untuk menilai Sah atau tidak , PSSi yang berhak ." Ujar Joko.
Kekisruhan ini mirip apa yang terjadi di PSSI lalu sehingga FIFA pun turun tangan untuk memantau kongres .Kini hal sama diharapkan dari PSSI untuk turun tangan menilai konflik yang terjadi di Persija ini , apakah perlu intervensi sehingga tuntas dan tidak menimulkan masalah baru di kemudian hari . (ary julianto-BOLA)