Share |

PSM Ancam Mundur dari ISL


Manajemen PSM Makassar tetap pada pendirian semula. Mereka ingin menjadikan Stadion La Patau, Bone, sebagai tempat laga usiran melawan Persela Lamongan, 20 Desember.

PSM lebih memilih Walk Out (WO) atau mundur dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) ketimbang harus melakoni laga usiran di Kediri. "Kita siap meninjau ulang keikutsertaan PSM di ISL 2009/2010. Apapun konsekuensi hukum dari PT Liga Indonesia, kita akan terima," jelas juru bicara PSM, Nurmal Idrus, Jumat, 18 Desember.

Ancaman PSM ini tidak main-main. Nurmal mengatakan, PSM telah dizalimi terkait dengan keputusan tersebut. Tidak ada niat baik PT LI mencari win-win solution.

"Ini bukan perkara gampang, karena kalau PSM bermain di luar butuh biaya besar, dan belum tentu tidak dikerjai wasit. Yang gampang kalau PT LI menunjuk Stadion La Patau, Bone atau menunda jadwal. Mengapa yang gampang disusah-susahkan, sementara yang susah digampangkan," tambah Nurmal.

Manajemen PSM kata Nurmal juga meminta kepada pencinta PSM untuk mendukung langkah tersebut. Itu agar harkat dan wibawa PSM tetap bisa dipertahankan.

Terkait dengan ancaman mundur PSM dari ISL itu, CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono, kemarin, tidak mau mengomentari hal-hal yang tidak formal. "Tulis saja saya no comment," ungkapnya saat dihubungi, kemarin.

Wamena Lebih Buruk

Stadion La Patau, Bone tak kunjung mendapat pengesahan PT LI sebagai laga home base. Inilah yang mengusik panpel PSM, karena mereka membandingkan kelayakan Stadion Pendidikan, Wamena jauh lebih buruk. Sementara PT LI memberi izin sebagai home base Persiwa Wamena.

"Stadion La Patau berdiri tahun 2006 yang memiliki fasilitas lebih baik dari Wamena. Saya heran mengapa PT LI menganggap tidak layak, padahal belum pernah diverifikasi. Kita minta diverifikasi segera, katanya tak ada lagi verifikasi. Ini akal-akalan," sesal Sekretaris Panpel PSM, Japri Y Timbo. (aci)
Share on Google Plus

About 12paz