
LAGA Arema melawan Persija Jakarta Selasa lalu (10/10) paling banyak ditonton publik pada awal musim Indonesia Super League (ISL) kali ini. Selain disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi nasional, sekitar 35 ribu penonton hadir di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Tingginya animo publik tersebut mendatangkan pundi-pundi uang yang lumayan besar bagi Arema. Sebanyak 35.630 lembar tiket ludes terjual. Jumlah tersebut terdiri atas 33 ribu lembar tiket ekonomi seharga Rp 15 ribu per lembar, 2.300 lembar tiket VIP seharga Rp 50 ribu per lembar, dan 330 lembar tiket VVIP seharga Rp 75 ribu per lembar. Namun, jumlah tiket itu belum mampu mengakomodasi antusiasme Aremania.
Direktur PT Arema Indonesia Gunadi Handoko menyebut, ada sekitar sepuluh ribu suporter yang tidak bisa masuk ke dalam stadion. ''Dari penjualan tiket tersebut, kami meraup penghasilan kotor sekitar Rp 600 juta,'' terangnya. Tapi, setelah terpotong pajak dan biaya lainnya, termasuk 1.200 personel keamanan, Arema mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 400 juta.
Raupan itu menjadi modal penetapan target pendapatan dari sektor tiket. Arema berharap bisa meraup dana sampai Rp 7,5 miliar. Target tersebut disertai harapan Noh Alam Shah dkk mampu tampil konsisten di sepanjang kompetisi.
Dia mengatakan, animo penonton sangat dipengaruhi oleh konsistensi tim yang didukung. Di sisi lain, Gunadi menuturkan bahwa pertandingan melawan tim besar dan jadwal pertandingan saat hari libur juga berpengaruh.
Media Officer Arema Sudarmaji menambahkan, hanya 15 ribu penonton yang menyaksikan pertandingan Arema versus PSPS Pekanbaru pada Rabu lalu (14/10).
''Musim lalu, Arema meraup Rp 3 miliar sampai Rp 4 miliar semusim dengan rata-rata 15-20 ribu penonton tiap laga,'' terang Gunadi.
Seandainya target Rp 7,5 miliar tersebut tercapai, Arema belum tentu untung. Sebab, sektor tiket hanya mampu menyumbangkan sekitar 35 persen di antara pengeluaran tim semusim. ''Kami menganggarkan pengeluaran Rp 22 miliar. Selain masukan dari tiket dan sponsor, kami harus mendapatkan donatur,'' tegasnya.
Kerugian memang bukan hal aneh bagi tim di Indonesia. Tapi, dia berharap Arema bisa untung setelah manajemen baru bekerja memasuki tahun ketiga. Karena itu, Arema terus memaksimalkan pendapatan.
Musim ini, ada sejumlah kiat yang dilakukan manajemen tim berjuluk Singo Edan itu. Di antaranya, memperketat pintu masuk stadion. Untuk satu pintu masuk, manajemen melibatkan tiga unsur. Yakni, manajemen, aparat, dan dispenda. Unsur terakhir dilibatkan karena ada kepentingan pemantauan atas pendapatan pajak. Cara itu dinilai cukup ampuh mengatasi kebocoran tiket.
Arema juga berencana menaikkan harga tiket. Harga tiket kelas ekonomi yang semula Rp 15 ribu naik menjadi Rp 20 ribu. Harga tiket VIP yang sebelumnya Rp 50 ribu menjadi Rp 75 ribu. Sedangkan harga tiket VVIP naik dari Rp 75 ribu menjadi Rp 100 ribu. Selain itu, anak-anak akan dikenai tiket masuk. Yakni, Rp 15 ribu di kelas ekonomi dan Rp 50 ribu di bagian VIP. (uan/gus/jpnn/diq)