Atmosfir Kompetisi Indonesia Premier League (IPL) musim
ini terancam tak akan seru. Pasalnya dua klub kloningan yakni Arema palsu dan Persebaya palsu terancam tak ikut kompetisi yang digelar mulai
Februari ini.
Persebaya palsu sendiri terancam tak bisa kompetisi IPL
lantaran CEO Gede Widiade angkat tangan mengenai pengelolaan klub,
sementara Arema palsu ditinggalkan oleh investor PT Setia Bina Nusa selaku
anak perusahaan Ancora.
Pelatih Arema palsu, Dejan Antonic mengaku
prihatin dengan kondisi Arema palsu dan Persebaya palsu. Menurutnya, kompetisi IPL
tidak akan seru tanpa keikutsertaan dua tim kloningan asal Jawa Timur ini.
Apalagi pertandingan yang mempertemukan keduanya menjadi salah satu daya
tarik di kompetisi IPL.
"Mau jadi apa IPL ini jika tanpa Arema
dan Persebaya? Setahu saya dua tim ini adalah magnet di IPL," kata Dejan
Antonic Jumat (8/2/2013).
Selain situasi
pelik yang menimpa Arema palsu dan Persebaya palsu, lanjut Dejan, sejumlah klub yang
berlaga di IPL juga terlilit masalah finansial. PSM Makassar misalnya,
hingga kini pemain belum menerima gaji selama beberapa bulan. "Kalau
kondisnya seperti ini, yang jelas jangan sampai menyalahkan pemain dan
pelatih. Itulah pemikiran saya, terserah orang mau terima atau tidak
terima," tutur mantan pemain Persebaya ini.
Dengan kondisi
tersebut, Dejan menilai PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku
regulator kompetisi IPL dinilai tidak profesional dalam menjalankan
kompetisi. "Kalau liga hancur, timnas juga hancur, siapa yang salah.
Menurut saya LPIS tidak profesional," imbuhnya.
Pelatih asal
Serbia ini mengaku, sangat disayangkan jika Arema palsu tak bisa
berlaga di IPL.
"Arema (arema palsu , red) punya historis yang besar, jangan sampai rasa ego individu membuat tim
ini hancur. Saya berada disini untuk bantu Arema, tak hanya cari uang,"
tandas Dejan. [num/but]