PSPS Pekanbaru terpaksa mencoret Ireneo Roberto Acosta. Legiun asing asal Paraguay yang diproyeksikan untuk mengantikan Dzumafo Effendi Herman ini harus angkat koper karena dinilai tidak layak lolos. Dua kali pertandingan yang sudah dilakoni pemain PSM Makasar ini bersama Askar Bertuah kualitasnya masih jauh dari yang diharapkan.
"Acosta kita kembalikan ke agennya, dan dengan sisa waktu yang ada manajemen akan berusaha mendatangkan pemain terbaik khususnya penyerang untuk mengarungi kompetisi ini," kata Boy Sabirin, manajer PSPS Pekanbaru, Minggu (15/4).
Boy menyebutkan, dari pengamatan selama dua pertandingan di kandang memang dirasakan PSPS kehilangan daya dobrak di lini depan. Keberadaan Roberto Acosta didua pertandingan tidak memberikan kontribusi bagi PSPS.
"Kalau melihat pertandingan kemarin, lini depan terasa sangat kurang, beruntung lawan yang dihadapi hanya PSAP Sigli, bagaimana kalau menghadapi tim yang lebih bagus lagi. Pokoknya terasa sekali tim ini kurang ledakannya," katanya.
Karena itulah tidak ada pilihan lain bagi PSPS untuk segera mendatangkan striker mumpuni yang siap pakai untuk meneruskan perjuangan menuntaskan target lima besar yang dipancangkan diawal kompetisi. Dari tawaran beberapa agen pemain, manajemen membidik striker asal Korea dan Liberia. "Kita sudah mendapat tawaran dari para agen. Kemungkinan sebelum bertolak ke Persiba Balikpapan, pemain tersebut akan tiba di Pekanbaru," ujarnya.
Sementara itu, asisten pelatih PSPS, Afrizal mengakui, meski berhasil menang telak 3-0 atas PSAP Sigli, skuadnya khususnya dilini depan kurang daya dobraknya. Karena itu ia berharap pasca dipulangkannya Acosta, manajemen bisa mendatangkan pemain yang memiliki naluri predator dan bisa diandalkan tim untuk menghadapi laga away ke Balikpapan dan Gresik.
"Harus diakui, PSPS kehilangan daya dobrak meski kemarin menang telak 3-0, tapi skuad ini membutuhkan striker bertenaga dan memiliki naluri mencetak gol yang menyamai atau bahkan melebihi Dzumafo yang selama ini menjadi ikon PSPS," katanya.
"Acosta kita kembalikan ke agennya, dan dengan sisa waktu yang ada manajemen akan berusaha mendatangkan pemain terbaik khususnya penyerang untuk mengarungi kompetisi ini," kata Boy Sabirin, manajer PSPS Pekanbaru, Minggu (15/4).
Boy menyebutkan, dari pengamatan selama dua pertandingan di kandang memang dirasakan PSPS kehilangan daya dobrak di lini depan. Keberadaan Roberto Acosta didua pertandingan tidak memberikan kontribusi bagi PSPS.
"Kalau melihat pertandingan kemarin, lini depan terasa sangat kurang, beruntung lawan yang dihadapi hanya PSAP Sigli, bagaimana kalau menghadapi tim yang lebih bagus lagi. Pokoknya terasa sekali tim ini kurang ledakannya," katanya.
Karena itulah tidak ada pilihan lain bagi PSPS untuk segera mendatangkan striker mumpuni yang siap pakai untuk meneruskan perjuangan menuntaskan target lima besar yang dipancangkan diawal kompetisi. Dari tawaran beberapa agen pemain, manajemen membidik striker asal Korea dan Liberia. "Kita sudah mendapat tawaran dari para agen. Kemungkinan sebelum bertolak ke Persiba Balikpapan, pemain tersebut akan tiba di Pekanbaru," ujarnya.
Sementara itu, asisten pelatih PSPS, Afrizal mengakui, meski berhasil menang telak 3-0 atas PSAP Sigli, skuadnya khususnya dilini depan kurang daya dobraknya. Karena itu ia berharap pasca dipulangkannya Acosta, manajemen bisa mendatangkan pemain yang memiliki naluri predator dan bisa diandalkan tim untuk menghadapi laga away ke Balikpapan dan Gresik.
"Harus diakui, PSPS kehilangan daya dobrak meski kemarin menang telak 3-0, tapi skuad ini membutuhkan striker bertenaga dan memiliki naluri mencetak gol yang menyamai atau bahkan melebihi Dzumafo yang selama ini menjadi ikon PSPS," katanya.
