Share |

Tiga Kelompok Suporter SFC Akhirnya Damai


Ketegangan hubungan suporter Sriwijaya FC yang berlangsung sejak 2005-2011 itu berakhir. Ketiga kelompok suporter sepakat berdamai dan melanjutkan silaturahmi demi menjaga keutuhan Sriwijaya FC dan Sumatera Selatan (Sumsel).

Setelah berdamai di hadapan Kapolresta Palembang, Kombes Pol Sabarudin Ginting dan jajarannya, pertemuan lanjutan digelar dengan mediasi Amir Lintang dalam tajuk silaturahmi antara suporter yang digelar di Pizza Hut Jl Jenderal Sudirman Palembang, Minggu (18/3/2012).

Bahkan turut serta dalam pertemuan ini, Facebook Community dan Fanspage Sriwijaya FC dalam pertemuan tiga pentolan suporter Ketua Singa Mania, Dedi Pranta, Ketua Simanis Qusoy, dan Ketua SMS, Edi Ismail yang diwakili Bendahara, Aang.

Qusoy pun angkat bicara dan mengucapkan terima kasih kepada semua jajaran suporter dan pendukung SFC, karena damai itu begitu indah. Ketegangan berakhir dengan aksi saling damai saat Sriwijaya FC menghadapi Mitra Kukar, Sabtu (17/3/2012).

"Tadi pagi, ada 4 orang anggota Singa Mania yang berbelanja ke Distro milik Simanis, Waka-waka Simpang Empat Jakabaring. Ini luar biasa. Ini adalah dampak dari perdamaian kemarin malam. Saya sangat terharu. Ini luar biasa setelah sejak tahun 2005-2011 terjadi pertikaian yang tidak pernah selesai," jelas Qusoy .

Ke depan Qusoy mengatakan akan terus menjalin silaturahmi dengan Singa Mania demi menjaga perdamaian dan persaudaraan yang telah terjalin.

"Kita semua saudara dan saya bersama jajaran Simanis akan berusaha keras untuk meredam apa pun yang berbau provokasi. Keberadaan Facebook Community dan Fansfage Sriwijaya yang lebih eksis di dunia maya juga kami harapkan bisa menjaga perdamaian ini," jelas Qusoy.

Selanjutnya Ketua Singa Mania Dedi Pranata juga mengucapkan syukur dengan terjadinya perdamaian ini. Andil besar juga tidak lepas dari jajaran Polresta Palembang yang telah melakukan mediasi perdamaian.

"Perdamaian Sabtu (17/3/2012), merupakan hal yang sangat monumental. Polisi tidak lagi dipusingkan dengan pengamanan dan pulang cepat.
Saya pun turut mengabadikan momen di mana sebelum pertandingan semalam, anggota kami duduk lesehan dengan anggota Simanis dan SMS, di mana seragam hijau duduk satu tempat dengan seragam kuning. Itu korwil Sako dan Botak di mana mereka kerap tawuran dan musuhan," jelasnya.

Menurut Frans, suasana yang sudah lama tidak terlihat sejak enam tahun lalu. Kini fondasi sudah terbentuk, mungkin ada paku-paku kecil yang akan memprovokasi ke depan dan harus dihadapi bersama-sama untuk menjaga silaturahmi.

"Antar anggota suporter akan saling berkunjung. Tadi malam adalah momen penting di mana anggota kami yang ketinggalan dan tidak ada kendaraan diajak pulang oleh anggota Simanis. Begitu juga sebaliknya. Kami juga mengajak anggota Simanis untuk pulang bersama," jelas Fran.

Sementara itu, Bendahara Umum, Aang, mengatakan, dengan adanya perdamaian ini yang harus dilakukan ke depan adalah bagaimana terus menjaga silaturahmi.

"Saya pikir yang harus dilakukan adalah bagaimana ke depan kita harus tetap berkoordinasi jika ada kejadian yang berbentuk provokasi dan mengganggu perdamaian ini," jelas Aang.
Share on Google Plus

About 12paz