Besar kepala dan lupa daratan. Itulah ungkapan yang tepat ditujukan kepada Irfan Haarys Bachdim. Bagaimana tidak, mentan-mentang sudah jadi selebritis (dadakan), pemain blasteran Indonesia-Belanda kelahiran Amsterdam, 11 Agustus 1088, melupakan kewajibannya sebagai pesepakbola. Irfan sama sekali tak menghargai Rahmad Darmawan, pelatih timnas u-23, yang sudah berkali-kali memintanya untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) dan serangkaian uji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Ke mana Irfan? Ya ampun! Disaat teman-temannya berjibaku di lapangan hijau, suami Jennifer Kurniawan malah asyik shooting iklan. Irfan bintang iklan sekaligus brand ambassador sebuah minuman pengganti cairan tubuh. Tak hanya itu, Irfan juga merambah dunia perfilman. Judulnya, Tendangan Dari Langit.
Sikap Irfan yang menafikan timnas u-23 kontan menuai badai kritik. Mantan pemain FC Utrecht, Belanda, dituding sama sekali tak punya tanggungjawab dan, ini yang paling kena, Irfan tak tahu diri. "Seharusnya dia mengutamakan sepak bola, bukan sebaliknya. Dia itu kan berasal dari sepak bola, dan apa yang dia raih saat ini semua karena sepak bola," sungut Wolfgang Pikal, mantan asisten pelatih timnas senior.
Pikal benar. Kalau bukan karena sepak bola, Irfan bukanlah siapa-siapa. Tampang dan perawakannya biasa-biasa saja, tak ada yang luar biasa. Sebelum bergabung bersama timnas, tak banyak yang kenal Irfan. Dia, seperti kebanyakan pemain lainnya, mondar-mandir ke sana ke mari, melamar dari kub yang satu ke klub lainnya.
Irfan bukan pemain yang luar biasa, jika skil dan tekni dijadikan tolok ukur. Buktinya, dua klub papan atas Indonesia, Persija Jakarta dan Persib Bandung pernah menampiknya. Itu terjadi pada Maret 2010. Ferry Indrasyarif, Asisten Manajer Persija kala itu mengatakan, manajemen Macan Kemayoran tak melihat keistimewaan di diri Irfan. Alasan lain, Irfan kurang tinggi, tak sesuai dengan harapan Persija. Persib lain lagi. Maung Bandung menutup pintu kepada Irfan, karena Persib membutuhkan pemain yang sudah berpengalaman di kancah sepak bola nasional.
Mantan pelatih timnas senior, Alfred Riedl, sami mawon. Pelatih asal Austria yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Timnas Laos tak menganggap Irfan sebagai pemain penting. Fakta berbicara, selama perhelatan Piala AFF 2010, ujung tombak Persema Malang lebih banyak nagkring di bangku cadangan. Riedl lebih percaya kepada duet Crstian 'El Loco' Gonzales, Boaz Solossa, dan Bambang Pamungkas.
Menyikapi sikap indisipliner Irfan, Bob Hippy, Koordinator Timnas Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) tak bisa menyembunyikan kejengkelannya. "Mungkin dia memang lebih cocok jadi bintang iklan," ketus Bob, yang selain Anggota Eksekutif (exco) PSSI, juga mantan pemain timnas era 1960-an.
Soal nasionalisme dan loyalitas, Irfan harus mencontoh Ferdinand Sinaga. Meski istrinya sedang sakit, Ferdinand tetap mengikuti agenda timnas u-23. Bahkan, mantan bomber Persiwa Wamena yang kini bermain bersama Semen Padang tampil kala timnya bertandang ke Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barta, 15 Oktober 2011 lalu. Kabau Sirah bentrok kontra Persib.
Kini, Irfan kena 'tendangan' dari PSSI. Terkait tingkahnya, Irfan didepak dari timnas. Tak tanggung-tanggung, dia dikenai sanksi selama enam bulan tak bisa 'menyentuh' si kulit bundar, baik di timnas maupun klub.
Irfan telah menabur angin, dan kini dia menuai badai.
Samuel Bukti
Ke mana Irfan? Ya ampun! Disaat teman-temannya berjibaku di lapangan hijau, suami Jennifer Kurniawan malah asyik shooting iklan. Irfan bintang iklan sekaligus brand ambassador sebuah minuman pengganti cairan tubuh. Tak hanya itu, Irfan juga merambah dunia perfilman. Judulnya, Tendangan Dari Langit.
Sikap Irfan yang menafikan timnas u-23 kontan menuai badai kritik. Mantan pemain FC Utrecht, Belanda, dituding sama sekali tak punya tanggungjawab dan, ini yang paling kena, Irfan tak tahu diri. "Seharusnya dia mengutamakan sepak bola, bukan sebaliknya. Dia itu kan berasal dari sepak bola, dan apa yang dia raih saat ini semua karena sepak bola," sungut Wolfgang Pikal, mantan asisten pelatih timnas senior.
Pikal benar. Kalau bukan karena sepak bola, Irfan bukanlah siapa-siapa. Tampang dan perawakannya biasa-biasa saja, tak ada yang luar biasa. Sebelum bergabung bersama timnas, tak banyak yang kenal Irfan. Dia, seperti kebanyakan pemain lainnya, mondar-mandir ke sana ke mari, melamar dari kub yang satu ke klub lainnya.
Irfan bukan pemain yang luar biasa, jika skil dan tekni dijadikan tolok ukur. Buktinya, dua klub papan atas Indonesia, Persija Jakarta dan Persib Bandung pernah menampiknya. Itu terjadi pada Maret 2010. Ferry Indrasyarif, Asisten Manajer Persija kala itu mengatakan, manajemen Macan Kemayoran tak melihat keistimewaan di diri Irfan. Alasan lain, Irfan kurang tinggi, tak sesuai dengan harapan Persija. Persib lain lagi. Maung Bandung menutup pintu kepada Irfan, karena Persib membutuhkan pemain yang sudah berpengalaman di kancah sepak bola nasional.
Mantan pelatih timnas senior, Alfred Riedl, sami mawon. Pelatih asal Austria yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Timnas Laos tak menganggap Irfan sebagai pemain penting. Fakta berbicara, selama perhelatan Piala AFF 2010, ujung tombak Persema Malang lebih banyak nagkring di bangku cadangan. Riedl lebih percaya kepada duet Crstian 'El Loco' Gonzales, Boaz Solossa, dan Bambang Pamungkas.
Menyikapi sikap indisipliner Irfan, Bob Hippy, Koordinator Timnas Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) tak bisa menyembunyikan kejengkelannya. "Mungkin dia memang lebih cocok jadi bintang iklan," ketus Bob, yang selain Anggota Eksekutif (exco) PSSI, juga mantan pemain timnas era 1960-an.
Soal nasionalisme dan loyalitas, Irfan harus mencontoh Ferdinand Sinaga. Meski istrinya sedang sakit, Ferdinand tetap mengikuti agenda timnas u-23. Bahkan, mantan bomber Persiwa Wamena yang kini bermain bersama Semen Padang tampil kala timnya bertandang ke Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barta, 15 Oktober 2011 lalu. Kabau Sirah bentrok kontra Persib.
Kini, Irfan kena 'tendangan' dari PSSI. Terkait tingkahnya, Irfan didepak dari timnas. Tak tanggung-tanggung, dia dikenai sanksi selama enam bulan tak bisa 'menyentuh' si kulit bundar, baik di timnas maupun klub.
Irfan telah menabur angin, dan kini dia menuai badai.
Samuel Bukti