Manajemen Sriwijaya FC (SFC) mengaku tidak akan tergiur dengan iming-iming PSSI yang menaikkan nilai hadiah utama Indonesian Premier League (IPL) 2011/2012 senilai Rp2,5 miliar.
Menurut Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin,saat ini kelompok 14 (K-14) semakin solid posisinya.Mereka tidak lagi tergoda untuk kembali mengikuti IPL yang digulirkan PT Liga Prima Sportindo (LPIS) jika PSSI masih tetap bersikap arogan dan tidak memperlakukan klub seperti layaknya tim-tim yang mengikuti turnamen antarkampung (tarkam).
Untuk itu,K-14 akan tetap melanjutkan rencana menggelar Indonesia Super League (ISL) di bawah naungan PT Liga Indonesia yang dinilai masih sah dan sesuai dengan statuta PSSI yang sebenarnya serta telah diakui oleh AFC dan FIFA karena telah melalui kongres yang sah. “Kami (K-14) tetap berkomitmen menggelar ISL.Rencananya,ISL akan ada penambahan empat klub lagi melalui jalur promosi untuk melengkapi kuota 18 tim yang sesuai dengan kongres PSSI ke-11 di Bali.
Kita juga tidak tergiur meskipun PSSI berencana untuk menaikkan hadiah dan memberikan bantuan sebesar Rp2 miliar kepada klub peserta IPL,”tandas Hendri. Sebelumnya,PSSI melalui juru bicaranya bernama Eddi Elison mengatakan,juara pertama IPL akan mendapatkan hadiah uang tunai Rp2,5 miliar,juara kedua Rp1 miliar,dan juara ketiga Rp750 juta.Selain itu,setiap peserta akan menerima bantuan Rp2 miliar yang rencananya akan diserahkan pada Januari 2012. Selain itu,PT LPIS akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) usai tenggat waktu pendaftaran klub 26 Oktober mendatang.
Di sana akan dibahas hak dan kewajiban klub sebagai pemegang saham. Menurut Hendri,apa yang dilakukan oleh PSSI sekarang ini merupakan upaya untuk menggoda klub-klub yang tergabung dalam K-14 agar terpecah belah.Seharusnya jika ingin mengajak kembali bergabung ke dalam kompetisi yang kini bernama IPL tersebut,PSSI harus melakukan lebih dari itu,yakni dengan kembali ke jalur yang benar dan sesuai dengan statuta. “Bukan dengan cara seperti ini.Kalau begini,kita sebagai klub tetap merasa tidak dihargai.Padahal PSSI seharusnya tahu.
Untuk urusan kompetisi,klub memiliki hak dan kewajiban sesuai yang telah diatur dalam kongres di Bali.Kalaupun ingin mengubahnya,maka harus dilakukan melalui kongres juga,bukannya dengan mengeluarkan ancaman seperti sekarang ini,”tandasnya. Hendri untuk kesekian kalinya menegaskan tidak takut dengan ancaman PSSI yang menyebutkan akan memberikan sanksi kepada klub jika hingga Rabu (26/10) nanti belum juga melakukan daftar ulang klub dan pemain. Aksi penolakan SFC yang tergabung dalam K-14 tak lepas dari arogansi PSSI yang dinilai telah melanggar statuta.Salah satunya dengan menggelembungkan jumlah kontestan liga dari 18 menjadi 24.
Yang membuat K-14 geram,PSSI memasukkan enam tim ke liga level 1 tanpa proses promosi.Keenam tim itu adalah Persebaya Surabaya,PSMS Medan,PSM Makassar,Persibo Bojonegoro,Persema Malang,dan Bontang FC. Yang membuat K-14 makin geram adalah munculnya regulasi baru PSSI tentang pembagian keuntungan laga kandang. Otoritas tertinggi sepak bola di bawah rezim Djohar Arifin Husin itu meminta klub menyetorkan 10% keuntungan penjualan tiket di laga kandang. yopie cipta raharja
Menurut Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin,saat ini kelompok 14 (K-14) semakin solid posisinya.Mereka tidak lagi tergoda untuk kembali mengikuti IPL yang digulirkan PT Liga Prima Sportindo (LPIS) jika PSSI masih tetap bersikap arogan dan tidak memperlakukan klub seperti layaknya tim-tim yang mengikuti turnamen antarkampung (tarkam).
Untuk itu,K-14 akan tetap melanjutkan rencana menggelar Indonesia Super League (ISL) di bawah naungan PT Liga Indonesia yang dinilai masih sah dan sesuai dengan statuta PSSI yang sebenarnya serta telah diakui oleh AFC dan FIFA karena telah melalui kongres yang sah. “Kami (K-14) tetap berkomitmen menggelar ISL.Rencananya,ISL akan ada penambahan empat klub lagi melalui jalur promosi untuk melengkapi kuota 18 tim yang sesuai dengan kongres PSSI ke-11 di Bali.
Kita juga tidak tergiur meskipun PSSI berencana untuk menaikkan hadiah dan memberikan bantuan sebesar Rp2 miliar kepada klub peserta IPL,”tandas Hendri. Sebelumnya,PSSI melalui juru bicaranya bernama Eddi Elison mengatakan,juara pertama IPL akan mendapatkan hadiah uang tunai Rp2,5 miliar,juara kedua Rp1 miliar,dan juara ketiga Rp750 juta.Selain itu,setiap peserta akan menerima bantuan Rp2 miliar yang rencananya akan diserahkan pada Januari 2012. Selain itu,PT LPIS akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) usai tenggat waktu pendaftaran klub 26 Oktober mendatang.
Di sana akan dibahas hak dan kewajiban klub sebagai pemegang saham. Menurut Hendri,apa yang dilakukan oleh PSSI sekarang ini merupakan upaya untuk menggoda klub-klub yang tergabung dalam K-14 agar terpecah belah.Seharusnya jika ingin mengajak kembali bergabung ke dalam kompetisi yang kini bernama IPL tersebut,PSSI harus melakukan lebih dari itu,yakni dengan kembali ke jalur yang benar dan sesuai dengan statuta. “Bukan dengan cara seperti ini.Kalau begini,kita sebagai klub tetap merasa tidak dihargai.Padahal PSSI seharusnya tahu.
Untuk urusan kompetisi,klub memiliki hak dan kewajiban sesuai yang telah diatur dalam kongres di Bali.Kalaupun ingin mengubahnya,maka harus dilakukan melalui kongres juga,bukannya dengan mengeluarkan ancaman seperti sekarang ini,”tandasnya. Hendri untuk kesekian kalinya menegaskan tidak takut dengan ancaman PSSI yang menyebutkan akan memberikan sanksi kepada klub jika hingga Rabu (26/10) nanti belum juga melakukan daftar ulang klub dan pemain. Aksi penolakan SFC yang tergabung dalam K-14 tak lepas dari arogansi PSSI yang dinilai telah melanggar statuta.Salah satunya dengan menggelembungkan jumlah kontestan liga dari 18 menjadi 24.
Yang membuat K-14 geram,PSSI memasukkan enam tim ke liga level 1 tanpa proses promosi.Keenam tim itu adalah Persebaya Surabaya,PSMS Medan,PSM Makassar,Persibo Bojonegoro,Persema Malang,dan Bontang FC. Yang membuat K-14 makin geram adalah munculnya regulasi baru PSSI tentang pembagian keuntungan laga kandang. Otoritas tertinggi sepak bola di bawah rezim Djohar Arifin Husin itu meminta klub menyetorkan 10% keuntungan penjualan tiket di laga kandang. yopie cipta raharja