Sekretaris Umum Persebaya Divisi Utama Wastomi Suhari optimistis para pemainnya mampu mengalahkan Persigo Gorontalo dalam kompetisi Divisi Utama di Stadion Gelora 10 Nopember Tambaksari, Minggu besok (21/11).
Wastomi mengatakan, meskipun para pemainnya saat ini mendapatkan fasilitas yang minim, tidak menjadi alasan bagi pemain bermalas-malasan. "Justeru di sini tantangannya. Kami ingin merebut poin penuh di tengah keterbatasan ini," kata Wastomi, Sabtu (20/11).
Wastomi menyadari Persebaya Divisi Utama membutuhkan tempat tinggal yang memadai selama mengarungi kompetisi Divisi Utama ini. Namun dia belum memiliki gambaran mengenai tempatnya. "Kami akan memikirkan soal itu sambil jalan," ujar Wastomi.
Senada dengan Wastomi, pelatih Persebaya Suwandi HS juga optimistis anak asuhnya akan mampu meraup poin penuh atas lawannya. Pelatih yang pernah lama membela Petrokimia Putra saat masih aktif sebagai pemain itu juga berharap minimnya fasilitas menjadi pelecut semangat para pemainnya. "Kami siap 100 persen untuk melawan Persigo," ucapnya.
Para pemain Persebaya Surabaya versi Divisi Utama saat ini menempati mes darurat di Stadion 10 Nopember. Mereka menghuni petak-petak kamar di lantai dua stadion tersebut yang kabarnya bertarif Rp 80 ribu per malam. Satu kamar sempit itu diisi tiga sampai empat pemain.
Kamar berukuran sekitar tiga kali empat meter itu berisi dua tempat tidur bersusun. Sehingga masing-masing pemain harus berbagi ruang di kamar tersebut. Pelatih Suwandi HS juga menempati salah satu kamar.
Sebelum menghuni petak-petak kamar Stadion 10 Nopember, para pemain Persebaya Divisi Utama yang dilaunching bulan lalu itu diinapkan di sebuah kompleks perumahan di pinggiran kota Sidoarjo. Mereka juga mengadakan latihan di lapangan desa Suko, Sidoarjo. Dan sejak pekan lalu mereka diboyong ke Surabaya untuk menjalani latihan di Stadion Gelora 10 Nopember.
Minimnya fasilitas pemain tersebut tak lepas dari adanya dualisme klub Persebaya. Mes pemain yang lebih representatif di Jalan Karanggayam, Surabaya, sampai saat ini masih ditempati para pemain Persebaya versi Liga Primer Indonesia.
Wastomi mengatakan, meskipun para pemainnya saat ini mendapatkan fasilitas yang minim, tidak menjadi alasan bagi pemain bermalas-malasan. "Justeru di sini tantangannya. Kami ingin merebut poin penuh di tengah keterbatasan ini," kata Wastomi, Sabtu (20/11).
Wastomi menyadari Persebaya Divisi Utama membutuhkan tempat tinggal yang memadai selama mengarungi kompetisi Divisi Utama ini. Namun dia belum memiliki gambaran mengenai tempatnya. "Kami akan memikirkan soal itu sambil jalan," ujar Wastomi.
Senada dengan Wastomi, pelatih Persebaya Suwandi HS juga optimistis anak asuhnya akan mampu meraup poin penuh atas lawannya. Pelatih yang pernah lama membela Petrokimia Putra saat masih aktif sebagai pemain itu juga berharap minimnya fasilitas menjadi pelecut semangat para pemainnya. "Kami siap 100 persen untuk melawan Persigo," ucapnya.
Para pemain Persebaya Surabaya versi Divisi Utama saat ini menempati mes darurat di Stadion 10 Nopember. Mereka menghuni petak-petak kamar di lantai dua stadion tersebut yang kabarnya bertarif Rp 80 ribu per malam. Satu kamar sempit itu diisi tiga sampai empat pemain.
Kamar berukuran sekitar tiga kali empat meter itu berisi dua tempat tidur bersusun. Sehingga masing-masing pemain harus berbagi ruang di kamar tersebut. Pelatih Suwandi HS juga menempati salah satu kamar.
Sebelum menghuni petak-petak kamar Stadion 10 Nopember, para pemain Persebaya Divisi Utama yang dilaunching bulan lalu itu diinapkan di sebuah kompleks perumahan di pinggiran kota Sidoarjo. Mereka juga mengadakan latihan di lapangan desa Suko, Sidoarjo. Dan sejak pekan lalu mereka diboyong ke Surabaya untuk menjalani latihan di Stadion Gelora 10 Nopember.
Minimnya fasilitas pemain tersebut tak lepas dari adanya dualisme klub Persebaya. Mes pemain yang lebih representatif di Jalan Karanggayam, Surabaya, sampai saat ini masih ditempati para pemain Persebaya versi Liga Primer Indonesia.