Kasus dugaan suap yang disebut-sebut mewarnai pertandingan Persema Malang versus Persibo Bojonegoro di Stadion Gajayana, Malang, Sabtu (9/10) silam, pada Selasa (19/10) sore kembali ditindak-lanjuti pemeriksaannya oleh tim pencari fakta (TPF) anti suap PSSI.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kasus dugaan suap ini pun dianggap selesai karena tidak ditemukan bukti-bukti terkait adanya upaya-upaya penyuapan.
Seperti surat elektronik dari komite media PSSI yang diterima beberapa saat lalu, tim TPF yang terdiri dari Muhammad Zein dan Togar Manahan Nero secara intensif meminta keterangan dari jajaran perangkat pertandingan pada laga tersebut.
Mereka adalah wasit Iis Isya Permana (Bandung), dua asisten wasit. Trisno Widodo (Jakarta) dan Musyafak (Semarang), serta pengawas pertandingan Fathoni (Cirebon). Seorang perangkat pertandingan lainnya, wasit cadangan Hamsir (Balikpapan), urung dimintai keterangannya secara bersamaan karena tengah bertugas sebagai wasit cadangan pada pertandingan antara Persija Jakarta dengan Deltras Sidoarjo di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Jadi Hamsir sudah lebih dulu kami mintai keterangannya," ungkap Muhammad Zein.
Dari keterangan yang disampaikan lima perangkat pertandingan itu lanjut Zein, tak satu pun di antara mereka pada sepanjang laga pertandingan Persema dengan Persibo Bojonegoro berlangsung pernah menghubungi manajemen atau pun ofisial dari kedua tim yang bertanding.
"Atau juga menghubungi Sukasto, seseorang entah siapa yang mengaku dari Persema itu," urai Zein.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sukasto adalah orang yang menghubungi asisten manajer Persema Imam Sardjono beberapa jam sebelum pertandingan Persema versus Persibo dilangsungkan.
Menurut M.Zein, Sukasto --yang menghubungi Imam Sardjono sekitar pkl 1630 WIB-- antara lain mengatakan siap untuk membantu kubu Persibo. Namun, Sukasto juga meminta Imam Sardjono menyediakan dana sebesar Rp10 juta, yang katanya untuk diberikan kepada wasit yang bertugas.
Ihwal adanya "perhubungan" antara Sukasto dan Imam Sardjono ini kemudian diungkapkan kepada pers oleh pelatih kepala Persibo Bojonegoro Sartono Anwar seusai pertandingan. Sartono Anwar mengemukakan, manajemen Persibo sejak awal tidak berniat untuk memenuhi "permintaan" pihak yang menelepon itu.
"Kami bahkan sampai mencocokkan nomor-nomor telepon keluar dan masuk dari kelima perangkat pertandingan Persema vs Persibo tersebut. Apakah ada yang cocok dengan nomor telepon pak Imam Sardjono atau dengan nomor telepon oknum yang menghubungi pak Imam. Ternyata tidak ada yang cocok," timpal Togar Manahan Nero, seraya memberikan nomor-nomor telepon dari kelima jajaran perangkat pertandingan Persema vs Persibo itu.
"Sepanjang siang sebelum pertandingan itu, orang yang mereka hubungi hanyalah keluarganya," tambahnya.
Sementara itu, mengenai permohonan keberatan Persibo Bojonegoro atas hasil pertandingannya dengan Persema, TPF juga tidak menemukan adanya indikasi "kecurangan" yang dilakukan oleh perangkat pertandingan. Artinya, pertandingan berjalan dalam koridor waktu yang normal, demikian juga dengan waktu saat terjadinya gol kemenangan Persema melalui titik penalti yang diprotes kubu Persibo sudah melampaui perpanjangan waktu yang semestinya.
Dalam surat protesnya ke PT Liga Indonesia, manajemen Persibo Bojonegoro menulis bahwa waktu pertandingan melebihi batas perpanjangan waktu tiga menit, sementara gol Persema dicetak pada menit ke-94. Dari keterangan yang dihimpun TPF, jam di tangan wasit Iis Isya Permana ketika terjadinya gol menunjukkan waktu pertandingan 92 menit, 40 detik. Sedangkan jam di tangan PP Fathoni menunjukkan waktu pertandingan 92, 45 detik.
Setelah dilakukan pemeriksaan, kasus dugaan suap ini pun dianggap selesai karena tidak ditemukan bukti-bukti terkait adanya upaya-upaya penyuapan.
Seperti surat elektronik dari komite media PSSI yang diterima beberapa saat lalu, tim TPF yang terdiri dari Muhammad Zein dan Togar Manahan Nero secara intensif meminta keterangan dari jajaran perangkat pertandingan pada laga tersebut.
Mereka adalah wasit Iis Isya Permana (Bandung), dua asisten wasit. Trisno Widodo (Jakarta) dan Musyafak (Semarang), serta pengawas pertandingan Fathoni (Cirebon). Seorang perangkat pertandingan lainnya, wasit cadangan Hamsir (Balikpapan), urung dimintai keterangannya secara bersamaan karena tengah bertugas sebagai wasit cadangan pada pertandingan antara Persija Jakarta dengan Deltras Sidoarjo di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Jadi Hamsir sudah lebih dulu kami mintai keterangannya," ungkap Muhammad Zein.
Dari keterangan yang disampaikan lima perangkat pertandingan itu lanjut Zein, tak satu pun di antara mereka pada sepanjang laga pertandingan Persema dengan Persibo Bojonegoro berlangsung pernah menghubungi manajemen atau pun ofisial dari kedua tim yang bertanding.
"Atau juga menghubungi Sukasto, seseorang entah siapa yang mengaku dari Persema itu," urai Zein.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sukasto adalah orang yang menghubungi asisten manajer Persema Imam Sardjono beberapa jam sebelum pertandingan Persema versus Persibo dilangsungkan.
Menurut M.Zein, Sukasto --yang menghubungi Imam Sardjono sekitar pkl 1630 WIB-- antara lain mengatakan siap untuk membantu kubu Persibo. Namun, Sukasto juga meminta Imam Sardjono menyediakan dana sebesar Rp10 juta, yang katanya untuk diberikan kepada wasit yang bertugas.
Ihwal adanya "perhubungan" antara Sukasto dan Imam Sardjono ini kemudian diungkapkan kepada pers oleh pelatih kepala Persibo Bojonegoro Sartono Anwar seusai pertandingan. Sartono Anwar mengemukakan, manajemen Persibo sejak awal tidak berniat untuk memenuhi "permintaan" pihak yang menelepon itu.
"Kami bahkan sampai mencocokkan nomor-nomor telepon keluar dan masuk dari kelima perangkat pertandingan Persema vs Persibo tersebut. Apakah ada yang cocok dengan nomor telepon pak Imam Sardjono atau dengan nomor telepon oknum yang menghubungi pak Imam. Ternyata tidak ada yang cocok," timpal Togar Manahan Nero, seraya memberikan nomor-nomor telepon dari kelima jajaran perangkat pertandingan Persema vs Persibo itu.
"Sepanjang siang sebelum pertandingan itu, orang yang mereka hubungi hanyalah keluarganya," tambahnya.
Sementara itu, mengenai permohonan keberatan Persibo Bojonegoro atas hasil pertandingannya dengan Persema, TPF juga tidak menemukan adanya indikasi "kecurangan" yang dilakukan oleh perangkat pertandingan. Artinya, pertandingan berjalan dalam koridor waktu yang normal, demikian juga dengan waktu saat terjadinya gol kemenangan Persema melalui titik penalti yang diprotes kubu Persibo sudah melampaui perpanjangan waktu yang semestinya.
Dalam surat protesnya ke PT Liga Indonesia, manajemen Persibo Bojonegoro menulis bahwa waktu pertandingan melebihi batas perpanjangan waktu tiga menit, sementara gol Persema dicetak pada menit ke-94. Dari keterangan yang dihimpun TPF, jam di tangan wasit Iis Isya Permana ketika terjadinya gol menunjukkan waktu pertandingan 92 menit, 40 detik. Sedangkan jam di tangan PP Fathoni menunjukkan waktu pertandingan 92, 45 detik.