Dua hari jelang laga krusial menjamu Persija Jakarta, manajer PSM Kadir Halid menyatakan mundur dari jabatannya. Dia mengaku keputusan tersebut diambil demi kepentingan PSM ke depan. "Kalau saya masih bertahan, terlalu banyak riak karena saya sudah tidak cocok lagi dengan sejumlah pihak dalam tim," kata Kadir dalam jumpa pers di Kafe Gigi Jl Pengayoman, Senin 23 November.
Kadir mengatakan, salah satu alasan dia memilih mundur karena adanya perbedaan politik dengan Ketua Umum PSM Ilham Arif Sirajuddin. Itu merupakan imbas perbedaan pilihan dalam Musda Partai Golkar Sulsel, beberapa waktu lalu. "Saya sudah mencoba memisahkan politik dengan sepak bola. Tapi tetap saja tidak bisa. Ketidakharmonisan kami berimbas ke PSM," lanjut Kadir.
Alasan lain Kadir memilih mundur karena komunikasinya dengan pelatih PSM, Hanafing, juga sudah tidak lancar. Kadir mengaku sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan sang pelatih sejak dua pekan terakhir. Dia mengaku mendapat informasi soal perkembangan tim hanya dari media massa.
"Pelatih sudah tidak komunikatif dengan manajer. Padahal, harusnya bersinergi. Makanya saya kurang senang. Daripada saya pecat pelatih, lebih baik saya yang mundur. Kalau pelatih yang keluar, tidak bagus bagi tim. Apalagi, prestasi PSM sedang terpuruk. Tapi kalau saya yang mundur, tidak berpengaruh secara teknis," tambah Kadir.
Dikonfirmasi terpisah, Ilham Arif Sirajuddin menyatakan bahwa alasan pengunduran diri Kadir karena adanya perbedaan politik dengan dirinya, tidak etis. "Saya dengan Pak Syahrul (Yasin Limpo) rangkul-rangkulan saja. Mengapa saya dikatakan ini alasan Musda. Itu tidak bijak," sebut Ilham.
Seperti diketahui, Ilham bersaing dengan Syahrul dalam perebutan posisi ketua DPD I Golkar Sulsel. Saat itu, Kadir menjadi pendukung Syahrul yang akhirnya menjadi pemenang. Menurut penuturan Kadir, kebersamaannya dengan Ilham kian renggang pasca musda. Meski diakui jauh sebelum musda, hubungan mereka sudah tidak harmonis.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PSM, Ilham meminta Kadir tidak mundur begitu saja. Sebab, kondisi tim sedang terpuruk. Saat ini juga sedang banyak masalah dalam tim, seperti tak menentunya pembayaran gaji pemain. Ilham meminta Kadir bertanggung jawab. "Jangan langsung melepaskan diri begitu saja dong," ucap Ilham.
Pengunduran diri Kadir juga disayangkan banyak kalangan. Dedengkot suporter, Iskandar Muzakkir mengatakan, tidak semestinya Kadir mundur dalam kondisi tim seperti sekarang. "Harusnya Pak Kadir memiliki mental yang lebih kuat. Bukan kali ini dia jadi manajer. Masa menghadapi tekanan seperti itu saja sudah mau mundur. Tidak gentle itu," katanya.
Pemain pun menyayangkan sikap Kadir. Menurut Kapten PSM, Syamsul Chaeruddin, harusnya Kadir tidak meninggalkan tim. Apalagi, kata Syamsul, PSM akan menjalani pertandingan penting menghadapi Persija. Setelah itu, away lagi ke Kalimantan Timur menghadapi Persisam Samarinda dan Bontang FC. "Tapi kalau dirasa itu pilihan terbaik, kami sebagai pemain tak bisa berbuat apa-apa," ujar pemain timnas itu.
Kalangan internal manajemen PSM pun mengaku tak setuju dengan pengunduran diri Kadir. Asisten Manajer bidang Hukum PSM, Syahrir Cakkari mengungkapkan, langkah mundur kurang bijak. Apalagi, saat ini PSM dalam kondisi sulit dan perlu dibantu. "Alasan mundur karena berseberangan di musda, tidak tepat. Sepak bola tak boleh dicampuri politik," jelasnya.
Kadir memang mundur di saat krusial. Saat ini, PSM sedang terpuruk di papan bawah. Selain itu, pembayaran gaji pemain juga bermasalah. Kas klub sedang kosong, bahkan disebut-sebut mengalami defisit.
Pengunduran diri di tengah jalan ini disebut hanya akan merugikan PSM, bukan malah membuat kondisi tim makin bagus seperti yang disebutkan Kadir. "Mundurnya manajer akan membuat kondisi internal PSM makin runyam. PSM berpotensi semakin terpuruk," tutur pengamat PSM yang juga Manajer Barca FC, Udin. (aci-ram-zul)