Share |

Imbang Lawan Kuwait , Indonesia di Ujung tanduk


Hasil seri 1-1 versus Kuwait pada laga Grup B Pra-Piala Asia (PPA) 2011 di Stadion Utama Gelora Bung karno (SUGBK) membuat posisi timnas Indonesia berada di ujung tanduk.


Gagal menang di kandang sendiri membuat posisi timnas di ujung tanduk.Bagaimana tidak,hanya satu poin dari target empat angka pelatih timnas Benny ‘Bendol’ Dollo dalam dua laga versus Kuwait yang bisa direalisasikan. Skuad Merah Putih pun tertahan di dasar klasemen Grup B hanya dengan nilai tiga. Di lain pihak, satu angka dari SUGBK membuat Kuwait menjaga peluangnya lolos ke putaran final Piala Asia 2011 di Qatar. Bagi Indonesia, sirnanya peluang merebut poin penuh dari laga keempat timnas jelas sangat disayangkan.

Pada babak Performa menjanjikan penuh semangat telah dipertunjukkan timnas di babak pertama. Bendol memenuhi janjinya dengan menampilkan permainan agresif. Hasilnya, pada injury time tendangan keras Budi Sudarsono dari dalam kotak penalti lawan hasil umpan terobosan Bambang Pamungkas tak mampu dijangkau kiper Kuwait Alkhaldi. Sayangnya, tekanan skuad Merah Putih menurun drastis sejak Ismed Sofyan dikeluarkan wasit di awal babak kedua. Unggul jumlah pemain membuat Kuwait kian leluasa mengembangkan permainan dan mengurung pertahanan Indonesia.

Hasilnya, bola sontekan Ahmad Ajab yang memanfaatkan tendangan bebas dari sektor kiri pertahanan Indonesia mampu menembus jala Markus Horison pada menit ke-70. Pertandingan sempat terhenti pada menit ke-25 setelah defender timnas Maman Abdurahman melakukan pelanggaran keras terhadap Bader Al Motawwa. Insiden tersebut memancing reaksi keras ofisial dan pemain Kuwait yang masuk ke lapangan.Pertandingan harus terhenti selama lima menit. Reaksi berlebihan juga ditunjukkan beberapa suporter Al Azraq yang ingin masuk ke lapangan.

Sementara itu,seusai laga Bendol mengatakan situasi berubah setelah Ismed terkena kartu merah.” Ismed sebenarnya tidak perlu melakukan kesalahan itu,bagaimanapun kondisi tim sedang in setelah mencetak gol. Masih ada celah lolos ke final round, tapi sangat berat. Kami juga heran dengan wasit. Pemain Kuwait banyak membuat trik, tapi hanya peringatan,”ungkapnya.”Pemain sudah berusaha. Kondisi Boaz Solossa dan Firman Utina belum 100%, tapi tetap dipaksakan bermain,” terangnya. Namun, mungkinkah ada asa Merah Putih lolos ke putaran final Piala Asia untuk kali kelima sejak 1996?

Untuk memuluskan skenario itu,Charis dkk harus membungkam Oman, 3 Maret 2010 di SUGBK.Sebelum itu,Indonesia juga wajib merebut poin penuh di Australia pada 6 Januari.Timnas pun harus menunggu keajaiban Kuwait dan Oman terjerembab pada laga sisa. ”Indonesia bermain bagus. Mereka sangat dominan pada babak pertama. Kami harus bekerja lebih keras saat menghadapi Australia karena gagal menang.

Kami tidak beruntung karena banyak peluang terbuang. Banyaknya insiden yang muncul lantaran faktor emosi,” tandas pelatih Kuwait Goran Tugfedzic. (wahyu argia)
Share on Google Plus

About 12paz