Menpora Roy Suryo akhirnya sudah tak tahan lagi dengan kisruh sepak
bola Nasional yang melibatkan dua kubu yang berseberangan dan tidak
menemui jalan sepakat, akibatnnya Roy secara tegas mengirim tim untuk
melobi FIFA dan AFC untuk menyelesaikan kisruh sepak bola Indonesia.
Namun
langkah dari Menpora ini mendapat cibiran dari Ketum PSSI Djohar Arifin
Husein yang menilai sebagai langkah mundur dalam mengatasi kisruh sepak
bola Nasional. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin hanya bisa pasrah dan
tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika FIFA dan AFC (Konfederasi Sepak
Bola Asia) benar-benar membekukan PSSI dan membentuk Komite Normalisasi
(KN).
Namun, ia menyebut hal tersebut sebagai langkah mundur.
“Kita serahkan ke FIFA dan AFC. Tapi, ini sebenarnya langkah mundur bagi
semua,” kata Djohar kepada di Jakarta, Jumat (1/2).
Seperti
diberitakan sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo sedang
mengirim tim untuk melobi FIFA/AFC terkait kisruh sepak bola yang tengah
mendera PSSI. Menurut Roy, pemerintah berharap ada KN jilid II.
“Kami
sedang melobi AFC selaku perwakilan FIFA di Asia. Pemerintah minta agar
dibentuk Komite Normalisasi. Kedua-duanya baik PSSI maupun KPSI tidak
bisa mengelak lagi,” kata Roy saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/1)
malam.
FIFA pernah membentuk Komite Normalisasi ketika Ketua Umum
PSSI 2007-2011 Nurdin Halid gagal menyelenggarakan kongres. Nurdin tidak
diakui lagi kemudian FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua
Normalisasi dan menjalankan tugas keseharian PSSI.
Tugas Agum yang
lain adalah menggelar Kongres Luar Biasa untuk memilih Ketua Umum PSSI
yang baru. Tugas itu selesai diemban dan muncullah Djohar sebagai
pengganti NH, panggilan Nurdin.
Roy mengatakan, pemerintah
berharap AFC/FIFA nantinya memilih tokoh-tokoh yang netral dan tidak
terlibat konflik untuk duduk sebagai Komite Normalisasi.
“Itu
harapan pemerintah. (Kepengurusan) PSSI dan KPSI dibubarkan oleh FIFA
dan bukan oleh kami. Pak Djohar Arifin (Ketua PSSI) dan Pak La Nyalla
Mattalitti (Ketua KPSI) harus patuh. Kemudian terbentuklah Komite
Normalisasi untuk menyelesaikan persoalan yang selama ini terjadi,”
cetusnya.(dg)