
Empat kekalahan yang berarti kehilangan 12 poin serta raibnya 6 poin
ketika bermain imbang, jelas membawa pengaruh besar bagi Mitra Kukar
yang musim lalu hanya finish di posisi 10 klasemen akhir.
“Kami ingin musim ini rekor kekalahan di kandang kalau bisa tak
terulang lagi. Memang sulit harus menyapu bersih semua laga di kandang,
tetapi kami harus berusaha untuk itu. Kami tak boleh lagi memandang
lawan dari posisi mereka di klasemen. Musim lalu memberi banyak
pelajaran bagi kami betapa ketatnya persaingan di ISL,” terang Ronni
Fauzan, manajer tim Mitra Kukar.
Musim lalu dua kali kejutan tersaji di Aji Imbut, yakni saat Mitra
Kukar hanya bermain imbang dengan Arema Indonesia yang kala itu tak
diperkuat pemain terbaiknya. Kejutan kedua adalah saat kalah dari
Persidafon Dafonsoro. Kekalahan tersebut juga menjadi awal didepaknya
Simon McMenemy yang musim ini menjadi pelatih Pelita Bandung Raya (PBR).
Menariknya, PBR adalah lawan pertama Mitra Kukar di kandang sendiri
musim ini Sabtu (19/1) malam. Dilihat dari hasil dua laga awal PBR
memang tak meyakinkan. Namun Oni – sapaan akrab Ronni Fauzan – sudah
mewanti-wanti pemainnya agar tampil hati-hati.
“Saya sudah bilang, musim lalu membawa banyak pelajaran dan itu tak boleh lagi terulang,” katanya.
Mitra Kukar lanjut Oni sangat berharap pemainnya musim ini benar-benar
memaksimalkan laga kandang, selain berharap bisa terus mencuri poin di
kandang lawan. Dua kemenangan pertama disebutnya menjadi modal berharga
menghadapi PBR dan Sriwijaya FC.
“Mudah-mudahan kami bisa mencapai target menyapu bersih semua laga kandang musim ini,” harapnya. (ug)