Perkembangan penyelesaian dualisme sepak bola nasional sejauh ini belum
jelas. Sampai kemarin (18/1), AFC belum memberikan roadmap kepastian
pelaksanaan MoU 7 Juni kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Ketua KOI Rita Subowo saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa memang belum
ada kepastian lagi dari AFC, karena itu dia hanya bisa menunggu.
"Kami selama ini mengawasi dan membantu memediasi mereka dengan AFC.Kita
harus bekerja keras agar empat poin MOU itu bisa dilaksanakan, kami
masih menunggu guidence dari AFC juga," katanya.
Terkait masalah TImnas dan perseteruan yang kembali mencuat terkati MoU
antara PSSI DJohar Arifin dan PSSI KLB Ancol, Rita enggan berkomentar
panjang. Dia menyerahkan masalah tersebut kepada Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora ) baru, Roy Suryo yang memastikan akan mengambil
langkah tegas.
Perempuan 64 tahun tersebut menjelaskan bahwa langkah pemerintah layak
ditunggu karena ingin langsung menemui tokoh dibalik dua kubu PSSI
tersebut. Dia menyebut memang perlu ada pendekatan baru untuk
menyelesaikan konflik yang selama ini terjadi.
"Tunggu Pak menteri. Beliau kan mau langsung menyelesaikan konflik,
Beliau sudah ada perintah dari (Presiden) SBY, jadi kita tunggu saja,"
ucapnya.
Sementara itu, langkah Menteri yang didukung oleh KOI untuk menemui
tokoh dibalik dua kubu yang berseteru ditolak oleh Ketua Umum PSSI KLB
Ancol, La Nyalla Mattaliti.
Dia menyebut bahwa permasalahan yang terjadi selama ini tidak ada
hubungannya dengan Nirwan Bakrie, orang yang disebut berada di balik
PSSI KLB Ancol.
"Konflik ini tidak ada hubungan dengan Nirwan Bakrie. Jangan
dikait-kaitkan karena semua keputusan yang diambil PSSI KLB Ancol adalah
murni dari hasil rapat saya dengan anggota eksekutif komite," ujar
Nyalla melalui pesan singkat.
Sikap berbeda ditunjukkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin. Dia
mempersilahkan Roy Suryo untuk bertemu siapa saja agar permasalahan
sepak bola di Indonesia bisa segera selesai.
"Silahkan saja. Bertemu siapa saja boleh untuk menyelesaikan
permasalahan PSSI. Bukan cuma Nirwan atau Arifin Panigoro," tuturnya.
Hanya dia menampik jika selama ini dianggap peran Arifin sangat besar di
PSSI. Menurut Djohar, pengusaha multi korporasi itu hanya berhubungan
saat PSSI membutuhkan dana.
"Kami kalau butuh dana meminta kepada beliau. Tapi, beliau di
kepengurusan tidak intervensi terlalu jauh seperti yang dianggap selama
ini," tandasnya. (aam)