
The Jakmania (sebutan suporter Persija) mengatakan, sejak
kepemimpinan Sutiyoso di Jakarta berlalu, Persija selalu bertanding di
luar kandang.
“Zaman Foke jarang dan susah main di Jakarta,” ujar perwakilan
komunitas pecinta Persija, Dicky Soemarno, di Balai Kota Jakarta, Rabu
(26/12).
Dicky mempertanyakan alasan konkret pemerintah melarang Persija main
di Jakarta. Kondisi ini sudah berlangsung lebih kurang empat tahun.
“Sudah empat tahun belakangan Persija sulit sekali bermain di
Jakarta, sampai harus pindah ke Solo, Malang, sempet ke Samarinda,
sempet di Jepara,” katanya.
Dia berharap larangan itu dikaji ulang pemerintahan saat ini. Selain
masalah perizinan pertandingan, Dicky juga meminta sikap tegas Pemprov
soal dana hibah untuk Persija dan pembangunan stadion untuk latihan. Dia
menduga larangan itu karena unsur politis.
“Dulu zamannya Bang Yos juga ada agenda politik tapi bisa-bisa saja
main di Jakarta. Tapi kok pas Bang Foke hal itu jadi kendala. Kami
berharap gubernur baru akan ada perubahan yang lebih baik dari sebelum
sebelumnya,” jelasnya.
Dia juga akan mempertanyakan posisi gubernur. Benarkan dalam susunan struktural, gubernur merangkap dewan pembina Persija.
“Itu yang harus dipertanyakan. Karena secara struktural yang kami tahu gubernur adalah dewan pembina persija,” ungkap Dicky.
Ditemui terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) belum mengetahui maksud kunjungan suporter Persija ke Balai Kota
untuk apa. Dia akan mendengar apa yang menjadi keluhan mereka.
“Ya, mereka cuma minta waktu saja. Maunya apa, denger saja lah maunya apa,” ujar Ahok.[bnt]