Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) tidak akan
memberikan toleransi kembali kepada Indonesia, penundaan sanksi yang
ketiga kalinya ini merupakan yang terakhir bagi PSSI untuk menyelesaikan
konflik dualisme Federasi dan kompetisi yang hingga kini belum tuntas.
Seperti diketahui FIFA telah memberikan tiga kali
tolerasnsi untuk menunda sanksi kepada Indonesia terkait polemik
dualisme di sepakbola Indonesia. Pertama, penundaan sanksi dilakukan
pada Maret 2012 hingga 15 Juni 2012. Kedua, kembali diundur hingga 10
Desember 2012. Dan ketiga kalinya, Jumat (14/12) kemarin kembali
memberikan toleransi hingga 30 Marret 2013.
”Polemik di sepakbola Indonesia kembali akan
didiskusikan oleh Komite Asosiasi dan Komite Eksekutif FIFA pada rapat
selanjutnya. Ini adalah batas waktu yang terakhir terhadap Federasi
Sepakbola Indonesia (PSSI) agar segera betul-betul menormalkan kembali
situasi. Bila tidak, sudah tidak ada lagi toleransi,” demikian
disebutkan dalam situs resmi FIFA.
Selain itu, FIFA juga telah mencatat, PSSI sendiri
telah mengajukan roadmap program penyelesaian konflik untuk tiga bulan
ke depan. Dan FIFA meminta PSSI untuk menjalankan program yang telah
diajukan secara baik dan segera menyelesaikan permasalahannya yang ada
hingga Maret 2013.
Dengan adanya penundaan sanksi yang ketiga kalinya
ini, maka FIFA berharap, Indonesia dapat menyelesaikan konflik antara
PSSI dengan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
Keputusan positif FIFA bagi Indonesia tersebut,
disambut gembira, baik oleh Tim Task Force (Tim Gugus Tugas) bentukan
Pemerintah, PSSI, ataupun KPSI. ”Kami sangat menyambut baik keputusan
FIFA tersebut. Dan kini yang terpenting adalah Pemerintah segera
menengahi permasalahan dualisme ini sesuai dengan surat FIFA, ”ungkap
Ketua Umum PSSI hasil KLB Ancol, La Nyalla Mattalitti.
Pernyataan senada juga diungkapkan Sekjen PSSI,
Halim Mahfudz yang ikut memantau sidang Komite Eksekutif FIFA di Jepang,
Jumat (14/12) kemarin. ”Kami sangat bersyukur FIFA menunda sanksi
kepada Indonesia dan ini semua berkat doa seluruh masyarakat Indonesia,”
tuturnya.(hp)