Tiga hari sudah striker Persis Solo, Diego Mendieta berpulang ke sisi
Tuhan. Pemain berkebangsaan Paraguay itu mengalami komplikasi, pihak
dokter yang menangani Mendieta mengungkapkan bahwa ia terserang jamur
candidiasis pada bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta
virus cytomegalovirus yang telah menjalar ke seluruh bagian tubuh.
Mendieta menghembuskan nafas terakhirnya usai dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit Dr. Moewardi, Solo. Yang memilukan, menjelang kepergiannya, ia harus mengalami himpitan ekonomi akibat pihak klub yang tak kunjung membayarkan gajinya.
Kepergiannya pun dinilai sebagai tragedi yang tragis, sekaligus sebagai potret buruknya kepengurusan sepakbola Indonesia. Sejumlah kalangan pun menunjukkan bentuk kecaman dan rasa keprihatinan terhadap Mendieta.
Keprihatinan tersebut bukan hanya datang dari dalam negeri atau negara di mana Mendieta berasal. Melainkan dari dunia internasional yang juga turut memberikan rasa bela sungkawa dan kecaman.
Sebelum menutup mata, striker yang pernah merumput di Persitara Jakarta Utara itu sempat menggoreskan catatan terakhir untuk Tuhan. Surat tersebut ditemukan oleh agennya, Wulansari, dalam kamar kos Mendieta yang berada di Jalan Mawar daerah Kalitan, Solo, Jawa Tengah.
Dalam coretan tintanya, Mendieta mengucap syukur kepada Tuhan dan berharap Tuhan bermurah hati mengampuni dosa-dosanya. Di sana juga tertulis bagaimana ia mencintai keluarganya, istri dan ketiga buah hatinya (Enzo, Cielo Belin, dan Gaston).
Berikut tulisan terakhir Mendieta:
Dios mil gracias por todo
Perdona mis pecados
Te amo y te, necesito
Cubre contu presioso manto
Sagra do ami amada familia mis suentos
Mi proye etodevida amie amigos
A todo aque que buskey nesesite
(rin)
Mendieta menghembuskan nafas terakhirnya usai dirawat selama beberapa hari di Rumah Sakit Dr. Moewardi, Solo. Yang memilukan, menjelang kepergiannya, ia harus mengalami himpitan ekonomi akibat pihak klub yang tak kunjung membayarkan gajinya.
Kepergiannya pun dinilai sebagai tragedi yang tragis, sekaligus sebagai potret buruknya kepengurusan sepakbola Indonesia. Sejumlah kalangan pun menunjukkan bentuk kecaman dan rasa keprihatinan terhadap Mendieta.
Keprihatinan tersebut bukan hanya datang dari dalam negeri atau negara di mana Mendieta berasal. Melainkan dari dunia internasional yang juga turut memberikan rasa bela sungkawa dan kecaman.
Sebelum menutup mata, striker yang pernah merumput di Persitara Jakarta Utara itu sempat menggoreskan catatan terakhir untuk Tuhan. Surat tersebut ditemukan oleh agennya, Wulansari, dalam kamar kos Mendieta yang berada di Jalan Mawar daerah Kalitan, Solo, Jawa Tengah.
Dalam coretan tintanya, Mendieta mengucap syukur kepada Tuhan dan berharap Tuhan bermurah hati mengampuni dosa-dosanya. Di sana juga tertulis bagaimana ia mencintai keluarganya, istri dan ketiga buah hatinya (Enzo, Cielo Belin, dan Gaston).
Berikut tulisan terakhir Mendieta:
Dios mil gracias por todo
Perdona mis pecados
Te amo y te, necesito
Cubre contu presioso manto
Sagra do ami amada familia mis suentos
Mi proye etodevida amie amigos
A todo aque que buskey nesesite
(rin)