- Keputusan mundur PSBK Blitar dalam pertandingan melawan Persebaya DU
di Stadion Kanjuruhan Malang, membuat Pengprov PSSI Jatim meradang. Tim
berjuluk Laskar Peta itu dipastikan akan menerima sanksi berat karena
dianggap merusak penyelanggaraan Turnamen Piala Gubernur Jatim 2012.
Ketua Ketua Bidang Kompetisi Pengprov PSSI Jatim Rosyid
Madani menegaskan jika sanksi kepada PSBK sudah pasti akan dikeluarkan.
"Kami sedang mengumpulkan bukti dan saksi-saksi, dalam 1 x 24 jam
setelah kejadian sanksi sudah keluar, bisa nanti malam. Pasti akan kita
berikan sanksi karena sudah jelas-jelas mundur dari pertandingan, "
tandasnya.
Sesuai Peraturan Khusus Turnamen Piala Gubernur
Jatim 2012 jelas disebutkan jika mundur dari pertandingan merupakan
pelanggaran berat. "Tidak hanya sanksi berupa denda tapi juga sanski
secara organisasi, seperti larangan mengikuti semua turnamen yang akan
digelar Pengprov PSSI Jatim, " ujarnya.
Bahkan tidak menutup
kemungkinan official team PSBK juga akan menerima sanksi jika memang
ditemukan bukti kuat. "Kami sedang mengumpulkan bukti dan saksi-saksi,
kalau memang ditemukan, ofisial PSBK juga bisa kena sanksi dari Pengprov
PSSI, " tandasnya.
Lebih berat lagi, peristiwa mundurnya PSBK
ini juga akan dilaporkan kepada PT Liga Indonesia. Bisa jadi PT Liga
Indonesia yang sebagai pengelola Divisi Utama juga akan memberikan
sanksi kepada PSBK yang tergabung dalam Zona II (Jatim-Yogya) di
kompetisi Divisi Utama musim
depan.
"Ini bisa lebih panjang,
karena turnamen ini juga menjadi agenda dari PT Liga Indonesia, jelas
kita akan tembuskan ke sana, " ucapnya.
Yang membuat Pengprov
PSSI Jatim lebih kecewa, lanjut Rosyid alasan mundurnya PSBK dalam laga
melawan Persebaya terkesan dibuat-buat, "Kalau alasanya uang match fee
itu tidak masuk akal. Panitia sudah siap membayar dengan cara transfer
kerena cash tidak memungkinan karena sudah malam, " jelasnya.
Padahal
sejak awal, panitia juga sudah menjelaskan jika ajang ini bisa menjadi
dimanfaatkan sebagai sebagai persiapan tim-tim Jatim berlaga di
kompetisi baik Divisi Utama maupun Liga Super, Januari mendatang.
"Kejadian
ini kita sesalkan dan menjadikan pelajaran buat kami. Niat kita
menggelar agar tim-tim Jatim punya ajang pemanasan, tapi malah dibuat
macam-macam. " sesalnya.
Peristiwa mundurnya PSBK terjadi saat
laga melawan Persebaya, Kamis (27/12) malam. Saat itu, PSBK tiba-tiba
tidak mau melanjutkan pertandingan babak kedua ketika kedudukan
sementara 1-0 untuk kemenangan Persebaya. Setelah diusut ternyata PSBK
meminta uang pembayaran match fee dilunasi oleh panitia.
Menurut
Manajer M. Samanhudi Anwar uang match fee saat laga melawan Arema baru
dibayar setengah, yaitu Rp 5 juta dari total Rp 10 juta. Karena tak mau
terulang, PSBK meminta match fee dibayar lebih dulu sebelum
pertandingan melawan Persebaya selasai.
"Ini bukan masalah uang
tapi soal komitmen, kami akan lapor gubernur karena beliau harus tahu
soal ini, " ancam pria yang juga menjabat wali kota Blitar ini.(DH)