Timnas yang dibentuk PSSI hasil KLB Ancol (KPSI) siap
didaftarkan wakil Indonesia di ajang Piala AFF di Malaysia, November
mendatang.
Meski begitu, kubu PSSI KLB Ancol pimpinan La Nyalla Mattalitti tetap membuka peluang untuk harmonisasi timnas.

“Asal
pelatihnya Riedl. Sedaangkan Nil Maizar bisa jadi asisten atau direktur
teknik,” ujar Syahril kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/10/2012).
Namun,
pemilik klub Persiba Balikpapan itu menegaskan, pelatih Rield sudah
harga mati bagi PSSI hasil KLB Ancol. Riedl dinilai memiliki jejak rekam
yang lebih baik ketimbang Nil Maizar. Terbukti, Riedl mampu menaikkan
peringkat Indonesia di FIFA sampai 139.
“Sekarang, setelah Riedl,
peringkat Indonesia terus merosot sampai 170. Ini bukan soal suka atau
tidak suka. Tapi soal kita mau dipermalukan di internasional atau tidak?
Kalau saya sih nggak ada urusan,” tandasnya.
Syahril juga
berharap AFF bersikap netral dalam melihat adanya dualisme Timnas di
Indonesia yang masih dicoba diharmonisasikan melalui forum JC.
“Kalau
bicara pragmatis, tentu ada negara-negara peserta AFF yang
berkepentingan agar Timnas Indonesia yang berlaga adalah yang lemah.
Karena pada AFF sebelumnya, kita runner up. Saya sih berharap AFF bisa netral dan obyektif,” Sjahril memungkasi.[yob]