Rencana penggabungan duo Persis Solo tinggal selangkah lagi. Namun,
kemana klub berjuluk Laskar Sambernyawa akan berkompetisi belum ada
gambaran. Dari kalangan pendukung setia Persis yang tergabung dalam
Pasoepati, mereka berharap klub kebanggaannya berlaga di bawah PT Liga
Indonesia (LI).
Dua Persis musim lalu mengikuti dua kompetisi
yang berbeda. Persis di bawah komando almarhum Junaidi memilih di liga
yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Sedangkan Persis
di bawah pelatih Agung Setyabudi berkompetisi di bawah operator PT LI.
Musim lalu, sebagian besar Pasoepati mendukung Persis berlaga di PT LPIS
karena legal, namun kini mereka berubah haluan. Apalagi, dua operator
liga tersebut kini sudah dianggap legal.
Ketua Ultras Pasoepati
Iwan Samudra mengatakan, jika duo Persis sudah resmi bisa disatukan
lagi, sebaiknya memilih berkompetisi yang dikelola PT LI. "Dua operator
liga di negeri sini, PT LPIS dan PT LI sudah legal. PSSI sudah
melegalkan kompetisi yang dikelola PT LI, sehingga ada baiknya Persis
yang sudah disatukan nanti bermain di sana (PT LI)," katanya, Minggu
(7/10/2012).
Menurut dia, alasan memilih kompetisi PT LI karena
dianggap lebih kompetitif dibanding liga yang dikelola PT LPIS.
Kontestan PT LI dihuni sejumlah klub ternama, sehingga menjadikan
persaingan lebih seru. "Basis pendukung atau suporter juga lebih banyak
berasal tim-tim yang berlaga di bawah kompetisi PT LI. Ini menjadikan
pertandingan lebih greget," imbuhnya.
Namun, Pasoepati tidak bisa
memaksakan kehendaknya kepada managemen. Pilihan managemen akan tetap
didukung ke mana pun akan memilih kompetisi. Yang jelas, keinginan
Pasoepati yang paling prioritas adalah dua Persis kembali bersatu. "Kami
menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen yang baru hasil dari penyatuan
dua Persis," ungkapnya.
Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi
mengakui, saat ini belum ada gambaran Persis akan berkompetisi di mana.
Pasalnya, dua Persis musim lalu mengikuti dua kompetisi yang berbeda.
"Itu (memilih kompetisi yang mana) akan dibahas lebih lanjut, enaknya
gimana. Yang penting prioritasnya adalah dua manajemen sudah ada sepaham
untuk menyatukan kembali Persis," ungkapnya.
Sementara itu, klub
kebanggaan publik Cilacap, PSCS semakin matang lompat pagar dari PT
LPIS ke PT LI. Laskar Nusakambangan menilai berkiprah di liga yang
dikelola PT LI lebih menguntungkan dalam beberapa hal. "Jumlah penonton
akan lebih banyak, karena pada awal musim lalu sebagian besar pendukung
PSCS memang memilih ke LI," kata Pelatih PSCS Gatot Barnowo.
Selain
itu, kata Gatot mengarungi Divisi Utama PT LI juga lebih menjual
sehingga memudahkan dalam menggaet sponsor. Tayangan TV swasta terhadap
Divisi Utama PT LI menjadi daya tarik bagi sponsor untuk investasi.
"Investor akan senang jika klub yang disponsorinya diekspos di media
massa, sedangkan Divisi Utama PT LPIS minim ekspos media sehingga
sponsor enggan datang," jelasnya.
(akr)