
Sebaliknya, diprediksi tidak membawa
efek negatif apa pun dengan keputusan tersebut. Selama ini kekhawatiran
terbesar adalah sikap penolakan dari Aremania yang tidak ingin adanya
perubahan di klubnya dalam aspek apa pun. Walau saham diakuisisi Bakrie
Grup, Aremania bisa melihat keaslian timnya tetap terjaga.
Mantan
kapten Arema FC I Putu Gede mengungkapkan, masuknya Bakrie secara penuh
ke Arema ISL nyaris sama dengan PT Bentoel Prima beberapa tahun lalu.
Bakrie bahkan diperkirakan lebih bagus mengelola Arema karena selama ini
memang terkenal konsen pada dunia sepakbola.
“Selama Arema masih
bertahan di Malang, saya rasa Aremania tidak keberatan klub diakuisisi
Bakrie. Justru sebaliknya, itu kabar bagus karena persoalan dana tidak
akan menjadi persoalan lagi. Malah mungkin Bakrie bisa mengelola Arema
lebih baik dibanding PT Bentoel. Arema bisa semakin merajalela,” ucap
Putu Gede.
Putu yang membela Arema saat masih dikelola Bentoel,
melihat ada perbedaan dari sisi pengalaman. Bentoel saat itu belum
berpengalaman dalam mengelola klub sepakbola, tapi sudah bisa
mempersembahkan dua trofi Piala Indonesia. Idealnya Singo Edan ke depan
bisa lebih bagus karena Bakrie sangat berpengalaman di dunia sepakbola.
Di
tangan Bakrie, kini Arema tidak perlu khawatir bakal defisit pendanaan
setiap musimnya, walau konsekuensinya saham klub dikuasai Bakrie.
“Bakrie tahu benar bagaimana potensi Arema. Tak heran jika mereka rela
kehilangan Pelita Jaya dan memutuskan investasi di Arema,” tambah Putu.
Hanya
saja, kata Putu, pekerjaan rumah (PR) jangka panjang yang harus
dilakukan Aremania adalah memproteksi timnya agar tetap bertahan di
Malang. Sebab home base memang tergantung sepenuhnya pada pemilik saham
dan bisa pindah dengan alasan tertentu. “Saya rasa efeknya cuma itu,”
tandasnya.
Sementara CEO Pelita Cronous Iwan Budianto menegaskan
Arema ke depannya tidak mungkin dibawa ke luar dari Malang. Sebab market
Arema adalah di Malang dan dukungan supporter tidak akan sehebat di
StadionKanjuruhan seandainya dipindah ke kota lain.
“Kami justru
bakal mempertahankan Arema di Malang. Arema, Aremania dan Malang adalah
tiga unsur yang tidak bisa dipisahkan. Jika salah satunya hilang, maka
klub akan cacat dan tidak akan berjalan normal lagi. Dilihat dari aspek
apa pun, Arema ya harus tetap di Malang,” tegas Iwan.
Menurutnya
justru bakal menjadi kebodohan besar jika investor klub seperti Arema
membawa klub menjauh dari supporternya. Iwan mengatakan, justru
keberadaan Arema di Malang yang tak bisa diganggu gugat itulah yang
menjadi pertimbangan utama Bakrie Grup mengakuisisi Arema.
Arema
menurutnya bukan Pelita Jaya yang selama ini berstatus klub nomaden atau
sering berpindah-pindah home base. “Arema lahir di Malang, menjadi ikon
Malang, dan tak ada yang bisa mengubahnya. Kalaupun ada yang nekat mau
membawa Arema keluar dari Malang pun tak mungkin bisa karena akan
berhadapan dengan Aremania,” tuturnya.
Soal prediksi Arema FC
bakal semakin merajalela ke depannya, Iwan mengatakan semua butuh
persiapan yang tidak ringan. “Kami semua ingin Arema menjadi penguasa di
kompetisi apa pun. Itu masih kami tata dan semoga apa yang kami bangun
akan mendapatkan hasil istimewa,” harap Iwan Budianto.(kukuh setyawan)
(wbs)