
Tampaknya manajemen kedua tim masing
menunggu respon Aremania. Karena sampai sekarang masih ada beberapa
pihak Aremania yang menolak jika akhirnya Arema ISL dan Pelita Jaya
melakukan merger.
CEO Nirwana Pelita Jaya, Iwan Budianto
mengatakan, jika keputusan merger masih menunggu restu dari Aremania.
Sebab, salah satu faktor pendukung merger adalah market (suporter) yang
dimiliki Arema.
"Dalam kerjasama ini, Pelita Jaya menyumbang
dana atau fresh money. Sedangkan Arema adalah marketnya. Jadi
persetujuan Aremania penting," kata Iwan, Kamis (18/10/2012).
Menurut Iwan, sampai kerjasama ini berjalan sebulan, sikap Aremania
masih abu-abu. Keputusan tentang jadi atau tidaknya kedua tim merger
akan dilakukan tak lebih dari 3 bulan seperti yang disampaikan waktu
awal kerjasama. "Kondisinya masih 50 :50. Tapi kami akan beri keputusan
secepatnya," tukas mantan manajer Persik Kediri ini.
Sementara
itu, terkait dana yang disiapkan, Iwan menolak menyebutkan besaran dana.
Tetapi, menurut informasi yang berkembang, dana yang disiapkan mencapai
Rp 40 miliar. Dana tersebut dinilai wajar, lantaran tim gabungan
Arema-Pelita ini telah banyak mendatangkan pemain berlabel bintang,
seperti Beto, Kayamba Gumbs, Thierry Gathuesi dan Safee Sali. Belum
lagi, pemain-pemain lokal seperti Greg Nwokolo, Victor Igboneffo ataupun
Kurnia Meiga.
"Dana yang kami siapkan mengikuti kebutuhan tim
untuk merekrut pemain yang diinginkan. Tetapi kami tidak mematok berapa
dana yang disiapkan. Kalau target juara ya jelas harus ada dana besar
untuk merealisasikannya," ujar Iwan. [air/num]