KISRUH di cabor sepakbola PON XVIII-2012 terindikasi berbumbu kebohongan. Parahnya, itu melibatkan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman.
Ini bukan gosip. Juga bukan sebatas rumor. Tono ketahuan berbohong dalam kasus pembatalan diskualifikasi tim sepakbola Jawa Barat. Mennegpora Andi Mallarangeng memergoki langsung kebohongan itu.
Semua diawali dengan intervensi Tono terhadap keputusan Dewan Hakim PON XVIII-2012 terkait tim sepakbola Jabar. Tono menganulir keputusan diskualifikasi tim sepakbola Jabar dari PON XVIII-2012.
Sesuai keputusan Dewan Hakim PON XVIII-2012 pada 9 September 2012, tim sepakbola Jabar otomatis terdiskualifikasi saat tidak mematuhi keputusan Dewan Hakim PON XVIII-2012 nomor 4. Keputusan itu berisi penunjukkan Tonny Aprilani, Ketua Pengprov PSSI Jabar yang sah, sebagai tim manajer sepakbola Jabar.
Ternyata, keputusan itu tak dijalankan tim sepakbola Jabar. Pada laga Jabar kontra Gorontalo yang berlangsung 10 September 2012, tidak ada nama Tonny dalam jajaran ofisial tim sepakbola Jabar. Dengan begitu, tim Jabar mestinya langsung terdiskualifikasi.
Tapi, karena Tono turun tangan, diskualifikasi itu tak berlaku. Tim sepakbola Jabar tetap melaju ke fase II grup. Tak pelak, jatuh korban dari keputusan itu. Korbannya adalah tim sepakbola Jawab Timur.
Dengan mencabut diskualifikasi atas tim sepakbola Jabar, tim sepakbola Jatim harus terhenti di fase I grup PON XVIII-2012. Maklum, Jatim di urutan 3 klasemen Grup B. Jabar di posisi puncak. Karena Jabar diloloskan, otomatis Jatim terdepak.
KONI Jatim pun bersikap. Mereka pertanyakan dasar keputusan Tono melangkahi keputusan Dewan Hakim. Bahkan, tak hanya KONI Jatim, Andi selaku Mennegpora pun pertanyakan dasar keputusan Tono.
Itu disampaikan Dhimam Abror, Ketua Harian KONI Jatim, yang mendampingi Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf bertemu Andi, Kamis (13/9).
Andi, menurut Dhimam, langsung menelepon Tono. Andi bertanya soal dasar keputusannya. Tono pun menjawab keputusan itu diambil karena KONI Jabar sudah mentaati keputusan Dewan Hakim dengan mengirim surat tugas kepada Tonny untuk menjabat sebagai tim manajer tim sepakbola Jabar. Tonny pun menyatakan siap jalani tugas itu jika benar ada surat tugas dari KONI Jabar.
Setelah ditelusuri, pernyataan Tono soal kronologi itu terbukti bohong. Tonny yang dikonfirmasi pihak KONI Jatim lewat telepon di depan Andi membantah sudah jadi tim manajer tim sepakbola Jabar.
"Dalam komunikasinya dengan Andi via telepon, Tono menjelaskan KONI Jabar sudah memerintahkan Tonny jadi tim manajer tim sepakbola Jabar. Tonny sendiri, menurut Tono kepada Andi, sudah siap menjalankan tugas itu. Tapi, pernyataan itu ditepis Tonny," tegas Dhimam.
"Saat dikonfirmasi via telepon di depan Andi, Tonny menjawab belum jadi tim manajer tim sepakbola Jabar karena belum menerima surat tugas dari KONI Jabar. Tonny memang mengakui surat tugas itu ada. Tapi, itu diketahuinya dari hasil komunikasi dengan PB PON. Mengetahui fakta itu, Andi pun hanya tersenyum," beber Dhimam.
Fakta tidak ditaatinya keputusan Dewan Hakim kembali terkuak saat tim sepakbola Jabar tampil di fase II grup kontra Papua, Kamis (13/9). Tidak ada nama Tonny di jajaran ofisial tim. Posisi tim manajer yang menurut keputusan Dewan Hakim harus dijabat Tonny malah diisi nama Yoko Angga.
"Saya tahu Yoko. Ia orangnya Bambang 'Suko' Sukowoyono," cetus Tonny.
Suko sendiri adalah caretaker Ketua Pengprov PSSI Jabar yang dibentuk PSSI Djohar Arifin Husin secara liar dan sudah dinyatakan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) tidak sah.