26 September 1987 atau 25 tahun yang lalu, Indonesia
kehilangan seorang legenda sepakbolanya. Ramang, salah satu pemain
terbaik Indonesia sepanjang masa, menghembuskan nafas terakhirnya.
Untuk
mengenang meninggalnya Ramang, FIFA memuat artikel khusus mengenai
Ramang di situs resminya, Rabu (26/9/2012). Dalam artikel itu, FIFA
memuji Ramang, yang merupakan mantan striker PSM Makassar.
"Indonesia,
anehnya, adalah negara Asia pertama yang lolos ke Piala Dunia FIFA,"
sebuah kalimat yang mengawali artikel tersebut.
Saat itu,
Indonesia hadir dengan nama Dutch East Indies di Piala Dunia 1938.
Sayangnya, mereka kalah telak, 0-6, oleh Hungaria dan langsung
tersingkir.
Pujian terhadap Ramang diberikan FIFA dengan merujuk
pada penampilan spektakuler striker bernomor punggung 11 itu saat
Indonesia bermain di Olimpiade di Melbourne 1956, menghadapi Uni Soviet.
Saat itu, Uni Soviet belum terpecah belah dan masih menjadi
salah satu kekuatan menakutkan di sepakbola Eropa dan dunia. Soviet
ditakuti terutama karena mereka memiliki Lev Yashin, salah satu kiper
terbaik dunia sepanjang masa.
"Ramang melewati dua bek mereka
dan memaksa Yashin melakukan penyelamatan gemilang. Meskipun anak asuh
Gavril Kachalin memonopoli penguasaan bola, mereka dibuat frustrasi
karena kesulitan membobol gawang tim Underdog dan dengan kemampuan
Ramang dalam serangan balik," tulis artikel itu.
"Jika Soviet
belum mengenal siapa sebenarnya Ramang sebelum pertandingan itu, mereka
kemudian mengawasi dia pada laga ulangan. Kachalin (pelatih Soviet)
memerintahkan Netto, pengatur utama permainan tim, untuk bermain lebih
bertahan untuk mengatasi dampak dari pemain Indonesia bernomor 11. Itu
berhasil. Uni Soviet menang 4-0."
Selain pengalaman di Piala
Dunia dan kehebatan menahan Uni Soviet di Olimpiade, Ramang juga pernah
membantu Indonesia mengalahkan Jepang, 5-3, pada 1954 di Filipina dan
empat kali mengalahkan Cina di kualifikasi Piala Dunia pada 1957.(kt)