Share |

Diduga Serangan Jantung , Pemain Berusia 22 tahun Meninggal saat Pertandingan kompetisi pengcab PSSI Malang

Diduga akibat serangan jantung, pemain PS Djagung Edi Bayu, 22 tahun warga RT 03 RW 05 Desa Bunut Wetan, Kecamatan Pakis meninggal dunia setelah bertanding melawan PS Ganthari di Lapangan Tunjungsekar, dalam laga Divisi Utama, kemarin sore. 

Padahal, pemain nomor punggung enam itu baru main 13 menit setelah mengantikan rekannya Muhammad Khusairi di menit ke 53. Akibat meninggalnya Edi Bayu ini, pertandingan yang memasuki menit ke 71 itu langsung dihentikan oleh wasit Rully Ruslin yang memimpin jalannya pertandingan. Laga kedua tim sebenarnya berlangsung lancar dan tidak ada insiden yang penting. Kedua tim bermain dengan skor 2-1 untuk keunggulan PS Ganthari. Ketika memasuki menit ke 71, Edi berada di daerah pertahanannya sendiri tiba-tiba jatuh sendiri. Padahal, bola jauh dari dirinya dan tidak ada benturan yang dialami. Mengetahui ada pemain yang tergeletak di dalam lapangan, wasit meniup peluit sebagai tanda pertandingan dalam keadaan off. Wasit langsung mendatangi Edi yang tergeletak di dalam lapangan. Begitupula beberapa rekan setimnya juga mendekatinya. Saat diperiksa oleh wasit, diduga sudah tidak ada pergerakan dari Edi. Melihat ada pemain yang kondisinya menghawatirkan, wasit memanggil tim medis PS Djagung maupun tim medis panpel. 

Namun melihat Edi tidak ada pergerakan, tim medis langsung membawa korban ke Klinik Trio Indah dengan menggunakan mobil. Kebetulan, klinik Trio Indah berada di kawasan Tunjungsekar yang terletak tidak jauh dari lapangan, tempat digelarnya pertandingan. Diperkirakan saat perjalanan menuju ke klinik inilah, Edi meninggal dunia. ‘’Oleh dokter yang ada di klinik dinyatakan korban meninggal dunia,’’ kata Sekretaris Pengcab PSSI Kota Malang Haris Thofly kepada Malang Malang Post. Malam itu juga, jenzah korban langsung dibawa ke rumah duka. Jajaran Pengurus Pengcab PSSI Kota Malang juga hadir ke rumah duka dan memberikan santunan sebesar Rp 5 juta kepada keluaga korban sebagai bentuk bela sungkawa. ‘’Kami beserta beberapa pengurus termasuk para ketua bidang langsung ke rumah duka. Segala biaya ditanggung oleh Pengcab dan kami memberikan uang sebagai bentuk belasungkawa,’’ tambahnya. 

 Saat pertandingan tersebut, Ganthari sementara unggul dengan skor 2-1 (1-1). Gol Ganthari dibuat oleh Nova Ardiyanto menit enam dan Wahyu Rokhmanto menit 52. Sedangkan gol tunggal Djagung, dicetak Choirul Anam menit 35. Kedudukan sama kuat 1-1, bertahan hingga turun minum. Pertandingan baru berjalan tujuh menit di babak kedua, Gantahri leading 2-1 lewat gol yang dibuat Wahyu Rokhmad. Tendangan pleasing dari dalam kotak penalti yang dilakukan pemain ini, merobek jala Djagung. Memasuki menit 58, pelatih Ganthari Rudi Hariyantoko, mengganti dua pemainnya sekaligus. Salah satunya memasukan Edi Bayu, menggantikan Muhammad Khusaeri. Pergantian kedua dimenit yang sama, Memasukan Ikhsan R, menggantikan pemain depan Sumitro.13 menit setelah pergantian tersebut, tiba-tiba pemain pengganti Edi Bayu tergeletak dan tak sadarkan diri. (big/jon)
Share on Google Plus

About 12paz