Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) DJohar Arifin kembali mengeluarkan larangan bagi para pemain yang berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) untuk memperkuat tim nasional. Djohar mengatakan, larangan tersebut merupakan pesanan dari induk sepak bola dunia (FIFA).
"Ini peringatan dari FIFA. Yang mengingatkan bukan Djohar. Dalam pertemuan dengan FIFA, mereka mengingatkan Pasal 79 (dalam Statuta FIFA). (FIFA mengatakan) kalau Anda pakai pemain (yang berlaga di luar kompetisi tak resmi), Anda akan kena denda," kata Djohar dalam jumpa pers di Hotel Kartika Chandra, tadi malam.
Larangan para pemain LSI memperkuat timnas sebelumnya pernah disampaikan penanggung jawab timnas, Bernhard Limbong. Namun larangan ini tak lama dicabut. Djohar mengaku sempat memberi keleluasaan kepada pelatih Rahmad Darmawan untuk mengambil pemain dari klub mana pun, baik dari LSI maupun dari Liga Prima Indonesia (LPI).
Ini terlihat saat Indonesia Selection melawan LA Galaxy beberapa waktu lalu. Tim Indonesia diperkuat para pemain dari LSI maupun dari LPI. Namun, kata Djohar, belakangan pihaknya ditegur FIFA.
Induk sepak bola dunia itu mengingatkan bahwa para pemain yang memperkuat timnas adalah pemain-pemain yang berlaga di kompetisi resmi yang digulirkan federasi sepak bola setempat. Artinya, hanya pemain dari LPI yang bisa memperkuat timnas. "Ini peringatan FIFA, bukan dari saya," kata Djohar.
Djohar menuding para pihak yang menggelar kompetisi LPI sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas larangan FIFA. "Yang menghancurkan timnas bukan kami, tapi mereka yang menghancurkan. Kita kerja keras lagi membangun timnas," katanya.
Larangan bagi para pemain yang berlaga di LPI masuk ke timnas dipastikan akan membuat taji timnas menjadi tumpul. Sebab, sebagian besar para pemain timnas, seperti Titus Bonai, Patrich Wanggai, Oktavianus Maniani, Egi Melgiansyah, dan Diego Michiels, adalah para pemain yang bermain di LSI.
DWI RIYANTO AGUSTIAR.tempo