Kesuksesan Timnas U-23 di ajang SEA Games 2011 meski hanya meraih perak ikut melambungkan para punggawanya seperti Titus Bonai (Tibo), Okto Maniani, Patrich Wanggai, Diego Michiels dan lainnya. Tidak bisa dipungkiri mereka kini menjadi idola baru bagi pecinta sepakbola Tanah Air.
Tibo dan Okto mengaku belum memikirkan untuk terjun ke dunia hiburan walau tidak menutup kemungkinan mereka bakal mendapatkan berbagai tawaran untuk menjadi ikon suatu produk. Namun yang paling mereka hindari adalah ikut andil dalam iklan rokok.
Duo pemain asal Papua ini mengaku sangat anti terhadap rokok. Bahkan, mereka akan dengan tegas menolak jika mendapat tawaran untuk membintangi iklan rokok meski dibayar Rp 10 miliar.
"Puji Tuhan, akan saya tolak, berapapun bayarannya," kata Tibo, dalam jumpa pers di Yayasan Jantung Indonesia di Cikini, Jakarta, Kamis (24 November) sore. "Dibayar 10 miliar pun Tibo tolak."
Tibo dan Okto didatangkan ke acara tersebut oleh Pembina Komnas Pengendalian Tembakau yang juga sesepuh persepakbolaan Indonesia, Arifin Panigoro, untuk menghimbau masyarakat agar menjauhi rokok. Apalagi keduanya memang tidak pernah menyentuh rokok.
Tibo yang juga penyerang Persipura Jayapura kelahiran 4 Maret 1989 ini mengaku tidak pernah menikmati rokok karena ia berasal dari keluarga yang bebas rokok. Karena orang tuanya bukan perokok, ia merasa malu kalau dirinya sampai kecanduan rokok.
Sama seperti Tibo, Okto juga anti rokok. Meski orang tuanya sendiri adalah perokok, ia merasa tidak perlu ikut-ikutan karena tahu bahwa asapnya tidak baik untuk fisiknya sebagai atlet profesional.
"Bagi seorang atlet, air lebih penting untuk tubuh kita. Kalau rokok malah merusak," ujarnya. "Jadi sama seperti Tibo, saya juga tidak merokok. Kalau iklan rokok, berapapun (honornya) akan saya tolak."
Okto mengaku merinding melihat gambar seorang anak kecil usia tiga tahun sudah kecanduan dengan rokok. Tibo dan Okto juga menghimbau kepada masyarakat terutama anak muda untuk tidak merokok. "Jangan merokok karena akan sangat mengganggu kesehatan fisik," ujar Tibo.
Tibo dan Okto mengaku belum memikirkan untuk terjun ke dunia hiburan walau tidak menutup kemungkinan mereka bakal mendapatkan berbagai tawaran untuk menjadi ikon suatu produk. Namun yang paling mereka hindari adalah ikut andil dalam iklan rokok.
Duo pemain asal Papua ini mengaku sangat anti terhadap rokok. Bahkan, mereka akan dengan tegas menolak jika mendapat tawaran untuk membintangi iklan rokok meski dibayar Rp 10 miliar.
"Puji Tuhan, akan saya tolak, berapapun bayarannya," kata Tibo, dalam jumpa pers di Yayasan Jantung Indonesia di Cikini, Jakarta, Kamis (24 November) sore. "Dibayar 10 miliar pun Tibo tolak."
Tibo dan Okto didatangkan ke acara tersebut oleh Pembina Komnas Pengendalian Tembakau yang juga sesepuh persepakbolaan Indonesia, Arifin Panigoro, untuk menghimbau masyarakat agar menjauhi rokok. Apalagi keduanya memang tidak pernah menyentuh rokok.
Tibo yang juga penyerang Persipura Jayapura kelahiran 4 Maret 1989 ini mengaku tidak pernah menikmati rokok karena ia berasal dari keluarga yang bebas rokok. Karena orang tuanya bukan perokok, ia merasa malu kalau dirinya sampai kecanduan rokok.
Sama seperti Tibo, Okto juga anti rokok. Meski orang tuanya sendiri adalah perokok, ia merasa tidak perlu ikut-ikutan karena tahu bahwa asapnya tidak baik untuk fisiknya sebagai atlet profesional.
"Bagi seorang atlet, air lebih penting untuk tubuh kita. Kalau rokok malah merusak," ujarnya. "Jadi sama seperti Tibo, saya juga tidak merokok. Kalau iklan rokok, berapapun (honornya) akan saya tolak."
Okto mengaku merinding melihat gambar seorang anak kecil usia tiga tahun sudah kecanduan dengan rokok. Tibo dan Okto juga menghimbau kepada masyarakat terutama anak muda untuk tidak merokok. "Jangan merokok karena akan sangat mengganggu kesehatan fisik," ujar Tibo.