
Peristiwa terkini saat timnas senior Indonesia meladeni Iran pada babak kualifikasi Piala DUnia 2014. Mantan Kapten timnas Firman Utina terjatuh saat tengah mendribble bola. Padahal, saat itu Firman Utina tengah berada di depan gawang Iran. Walhasil, kesempatan emas Indonesia terbuang sia-sia lantaran Firman Utina yang tengah sprint dengan bola di kaki terjatuh.
Pemain Octovianus Maniani juga sempat terjatuh saat tengah menggiring bola dari sayap kanan ketika timnas U-23 melawan Thailand. Bermaksud melepas umpan silang, pemain asal Papua ini terjatuh dan tak sengaja menendang bola keluar. Atas hal tersebut, Octavianus memberi gambaran soal kondisi lapangan stadion utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
"Rumput di lapangan SUGBK agak bergelombang," ujar Octo usai melakukan latihan di lapangan C, Senayan, Jakarta, Rabu (16/11/2011).
Octovanianus menilai, hal tersebut wajar terjadi lantaran kurangnya revitaliasi rumput setelah menjalani pertandingan. Namun demikian, atas masalah rumput yang bergelombang tersebut, permainan berjalan kurang maksimal.
"Karena lapangan yang kurang baik ya permainan jadi tidak maksimal," ungkap Octo.
Meski begitu, Octo tetap mensyukuri apa yang sudah ada dan tersedia, termasuk kondisi rumput di lapangan SUGBK. "Saya tetap bersyukur. yang penting masih bisa bela Indonesia dapat medali emas," sergahnya.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan dan Pengelolaan Gelora Bung Karno Mahfudin Nigara menerangkan stadion utama Gelora Bung Karno menggunakan rumput Zoysia Matrella (Linn.) Merr atau Rumput Manila. Rumput tersebut merupakan jenis rumput yang sesuai dengan ketentuan FIFA. Hampir semua stadion berlevel internasioanl di seluruh dunia menggunakan rumput jenis tersebut.
Menurutnya, rumput Zoysia Matrela memiliki akar yang kuat, dan tertancap ke tanah-pasir. Selain itu daunnya tidak tajam sehingga tidak akan melukai pemain yang terjatuh.
Penggantian jenis rumput di Stadion GBK kata dia sudah tiga kali terjadi. pertama rumput Manila yang merupakan pemberian presiden Filiphina, Marcos kepada Presiden Soekarno. Kemudian diganti lagi dengan rumput gajah, sampai akhirnya pada tahun 1993, dan belakangan diganti dengan rumput matrella. "