Mantan pemain dan pelatih Persib Bandung Risnandar Soendoro menilai rencana pembentukan klub tandingan disebabkan perbedaan cara pandang dalam kompetisi di Indonesia yang sama sekali belum menunjukkan sebuah perdamaian demi sepak bola nasional.
Menurutnya, fenomena kompetisi yang terjadi saat ini membuat bingung klub di tanah air, bahkan sebagian merasa terpinggirkan. Padahal pemilik utama sepak bola nasional adalah mereka, para klub, yang berjuang membina pesepak bola sejak usia dini.
"Soal rencana dibentuknya Persib 1933, itu langkah paling elegan yang bisa dilakukan klub-klub pemilik hak suara," kata Risnandar, Kamis (17/11/2011).
Dia menilai fenomena seperti ini sangat kontradiktif dengan usaha membangun prestasi sepak bola nasional ke arah yang lebih baik lagi.
"Situasi seperti ini sangat kontradiktif dengan usaha membangun prestasi sepak bola nasional. Mestinya PSSI sebagai otoritas tertinggi melihat masalah dengan jernih. Jangan bertindak menyimpang aturan yang ada," ujarnya.
Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari sejumlah mantan pemain Persib Bandung yang berencana mendirikan tim Persib tandingan dengan nama Persib 1933. Wacana yang sebetulnya sudah lama didengungkan, kini kabarnya masih dalam tahap dan proses akhir.
Persib 1933 dibentuk oleh Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota Bandung dan didukung para mantan Persib. Namun, pembentukan klub tersebut tidak untuk menyaingi klub yang telah ada. Ini dilakukan semata-mata hanya untuk mewadahi 36 klub-klub anggota Pengcab yang sudah kehilangan arah setelah induk lamanya yakni, Persib Bandung berubah wujud menjadi perseroan terbatas (PT). [jul]
Menurutnya, fenomena kompetisi yang terjadi saat ini membuat bingung klub di tanah air, bahkan sebagian merasa terpinggirkan. Padahal pemilik utama sepak bola nasional adalah mereka, para klub, yang berjuang membina pesepak bola sejak usia dini.
"Soal rencana dibentuknya Persib 1933, itu langkah paling elegan yang bisa dilakukan klub-klub pemilik hak suara," kata Risnandar, Kamis (17/11/2011).
Dia menilai fenomena seperti ini sangat kontradiktif dengan usaha membangun prestasi sepak bola nasional ke arah yang lebih baik lagi.
"Situasi seperti ini sangat kontradiktif dengan usaha membangun prestasi sepak bola nasional. Mestinya PSSI sebagai otoritas tertinggi melihat masalah dengan jernih. Jangan bertindak menyimpang aturan yang ada," ujarnya.
Sebelumnya, kabar mengejutkan datang dari sejumlah mantan pemain Persib Bandung yang berencana mendirikan tim Persib tandingan dengan nama Persib 1933. Wacana yang sebetulnya sudah lama didengungkan, kini kabarnya masih dalam tahap dan proses akhir.
Persib 1933 dibentuk oleh Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota Bandung dan didukung para mantan Persib. Namun, pembentukan klub tersebut tidak untuk menyaingi klub yang telah ada. Ini dilakukan semata-mata hanya untuk mewadahi 36 klub-klub anggota Pengcab yang sudah kehilangan arah setelah induk lamanya yakni, Persib Bandung berubah wujud menjadi perseroan terbatas (PT). [jul]