Indonesia harus mengakui keunggulan Tim Nasional U-23 Malaysia dalam drama adu penalti setelah bermain imbang 1-1 di 2x90 menit normal dan waktu tambahan 2x15 menit.
Sebagai orangtua salah satu pemain, Mahadirga Maranando Lasut alias Dirga atau Iga, Meidy tetap bangga dan puas atas penampilan Timnas U-23 Indonesia. Malam tadi, Meidy bersama keluarga besar Iga--demikian Dirga Lasut akrab disapa-- nonton bareng di rumahnya di Kelurahan Walian Lingkungan VIII Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Ya, satu dari 11 pemain yang ada di lapangan hijau Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin (21/11) malam melawan Timnas U-23 Malaysia itu adalah putra terbaik Tomohon.
Jika Meidy mendukung dan mengirim doa dari rumah, sang ayah, Max Lasut terbang langsung ke Jakarta sejak, Sabtu (19/11) pekan lalu. Dua adik Iga yakni Sandy dan Ryan juga ikut ke Jakarta bersama memberikan support langsung. Tak ketinggalan dua paman Iga, yakni Ventje Lasut dan Romeo Rory.
Malam tadi, Meidy Pangemanan mengaku bangga dengan prestasi yang digapai buah hatinya itu. "Sebagai orangtua, saya sangat bangga bisa melihat Iga tampil memperkuat Indonesia, saya selalu berdoa untuk dia," katanya.
Iga sendiri memang terlahir dari keluarga pesepak bola. Sejak kecil ia terkenal sangat rajin berlatih sepakbola. "Sebelum pergi sekolah Iga sudah berlatih, saat pulang sekolah juga selalu berlatih, tak pernah dipaksa-paksa," kata Meidy.
Rahman Nasaru, pelatih Iga di kampung halaman mengatakan, anak asuhnya itu memang memiliki bakat yang luar biasa, karena dapat bermain di semua lini. "Dia pemain serbabisa," pujinya.
Yappy Lasut dan Jacky Wuisan, dua pelatih fisik Iga sebelum memperkuat Timnas U-23 tak dapat menyembunyikan kegemberiaanya saat menyaksikan sosok yang dilatihnya tampil.
Suasana nonton bareng di rumah Iga awalnya berlangsung tegang saat kick off babak pertama dimulai. Namun suasana mencair ketika Gunawan mampu mencetak gol memanfaatkan umpan sepak pojok Okto Maniani. Meidy pun melompat kegirangan saat gol terjadi.
Namun suasana kembali tegang ketika Malaysia mampu membalas gol.
"Tambah lagi satu gol," pekik Meidy. Hingga akhirnya Indonesia harus menerima kenyataan pahit, kalah dalam adu penalti.
Indonesia unggul lebih dulu lewat gol Gunawan Dwi Cahyo pada menit kedua. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk bola hasil sepak pojok Okto Maniani, dan bola masuk sudut kanan atas gawang Che Mat Khairul Fahmi.
Malaysia menyamakan kedudukan pada menit ke-35 melalui gol Omar Mohamad Asrarudin. Sambil menjatuhkan diri, ia menanduk umpan silang Bakhtiar Baddrol. Bola masuk sudut kanan bawah gawang Kurnia Meiga.
Indonesia sempat dominan dan agresif pada awal-awal pertandingan. Setelah lepas dari tekanan Malaysia, Indonesia menciptakan dua peluang emas melalui Andik Vermansyah dan Titus Bonai pada menit kedua. Kedua usaha itu dikandaskan kiper Che Mat Khairul Fahmi.
Selepas gol Gunawan, permainan berubah. Malaysia berusaha mengendalikan permainan dengan penguasaan bola dan Indonesia kesulitan merebut bola dan membangun koordinasi permainan yang rapi.
Kedua kubu terus berusaha mencetak gol kedua. Namun, mereka sama-sama gagal melakukannya, sampai peluit berbunyi panjang.
Pada babak tambahan, Indonesia mampu menekan Malaysia, terutama pada babak tambahan kedua. Setidaknya ada tiga peluang yang diciptakan, tetapi gagal membuahkan gol.
Dan akhirnya dilakukan adu penalti. Dua eksekutor Indonesia,
Gunawan dan Ferdinand Sinaga gagal membuat gol. Sementara dari kubu Malaysia hanya satu pemain yang gagal.
Warsteff Abisada / rbt