Ya, pemain yang biasa dipanggil Diego itu merupakan pemain keturunan Belanda yang resmi menjadi WNI sejak 3 Agustus 2011 lalu. Dia merupakan pemain belakang serba bisa dengan kemampuan tekniknya di atas rata-rata.
Sejumlah posisi mampu diperankan dengan baik oleh Diego, diantaranya sebagai bek tengah juga gelandang. Namun, di sepanjang perhelatan SEA Games XXVI, pelatih Rahmad Darmawan selalu menempatkan Diego di posisi aslinya sebagai bek kiri.
Meskipun memulai karier sepakbola di Belanda, Diego berulang kali menyatakan ketertarikannya bermain di Indonesia. Darah Indonesia yang mengalir di tubuh Diego diketahui berasal dari sang ayah, Robbie Michiels, dari Jakarta. Diego juga masih memiliki darah Ambon yang diturunkan dari neneknya, Aninjola. Sedangkan sang ibu, Annet Kloppenburg berasal dari Belanda.
Di Belanda, Diego memulai karier bersama klub amatir RDC Deventer dan kemudian direkrut Go Ahead Eagles ke tim junior. Pada musim 2009/2010, pemain dengan tinggi badan 180 cm tersebut berhasil menembus skuad senior dan sejak itu dia masuk dalam pantauan BTN (Badan Tim Nasional) yang diutus PSSI.
Pada Januari 2011, dia memenuhi undangan BTN mengikuti seleksi masuk Timnas U-23 yang ketika itu masih di tangani oleh Alfred Rield. Diego cukup beruntung karena dari sekian banyak pemain keturunan yang mengikuti seleksi, hanya dia dan Ruben Wuarbanaran yang mampu memikat hati pelatih asal Austria tersebut.
Tampuk kepelatihan Timnas U-23 lalu berpindah ke tangan Rahmad Darmawan. Namun berkat talenta yang dimiliki, Diego masih tetap mendapat kepercayaan masuk ke tim inti.
Dalam tim, Diego dikenal sebagai sosok yang mudah membaur. Walaupun masih belum menguasai bahasa Indonesia dengan baik, tidak menjadi hambatan buat pemuda yang tercatat sebagai pemain Pelita Jaya untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan satu timnya.
Diego juga diakui menjadi salah satu pemain yang tampil paling konsisten selama SEA Games. Sayang, kerja kerasnya di sepanjang perhelatan olahraga bangsa Asia Tenggara tidak berujung manis. Pemain terkenal punya temparamen tinggi ketika di lapangan itu gagal meraih medali emas setelah tunduk oleh Malaysia melalui drama adu penalti.