
tewas tujuh gol tanpa balas di tangan Persipura Jayapura, menjadi mimpi buruk bagi Persela Lamongan. Walau begitu, manajemen Persela menolak untuk memberi penilaian pada kinerja tim dan pelatih Miroslav janu dan mencoba belajar dari kekalahan memalukan tersebut.
Yuhronur Efendi, ketua harian Persela sama sekali tidak mau mengomentari strategi atau keputusan pelatih di lapangan. Manajemen tak akan memberi justifukasi ke pelatih dan masih mendukung langkah pelatih dalam memperbaiki tim baik secara teknis maupun mental.
"Kekalahan dengan tujuh gol tentu tidak menyenangkan. Namun masih terlalu awal menilai kinerja tim, karena pemain belum semuanya mengenal tipe permainan Persela. Langkah terbaik adalah belajar dari kekalahan ini dan memperbaikinya," ujar Yuhronur Efendi.
Kekalahan besar juga dipandang positif mengingat Perspura adalah juara bertahan dan tak banyak mengalami perubahan di dalam tim. "Persipura tim luar biasa. Saya kira bukan Persela saja yang kerepotan menghadapi mereka. Semua tim ISL juga merasakannya," tambah Yuhronur.
Melihat dua laga yang telah dilakoni, kontra Pelita Jaya dan Persipura Jayapura, Miroslav Janu mempunyai masalah serius di lapangan depan. Pasalnya Ngon A Djam dan Rudi Widodo yang dipasang sebagai target man belum menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang penyerang berorientasi gol.
Parahnya lini depan juga memicu spekulasi terkait kelangsungan sosok Ngon A Djam di Persela Lamongan. Sumber di manajemen mengatakan, sejumlah nama sudah disiapkan untuk mengantisipasi jika Ngon tetap tidak menunjukkan peningkatan kualitas maupun produktifitas.
"Untuk kali ini Persela tidak mau mengambil risiko dengan merekrut pemain yang kemampuannya di bawah rata-rata. Musim lalu kami sudah dipusingkan dengan perekrutan striker yang jarang mencetak gol dan itu seharusnya tak terulang," kata sumber yang menolak namanya dicantumkan ini.
Walau wewenang perekrutan tetap di tangan pelatih, tentunya manajemen akan membuat evaluasi selama pra musim. Sedangkan Miroslav Janu sendiri enggan berbicara mengenai kekalahan besar yang ditelan pasukannya yang sekaligus membuat kualitas lini depan Persela diragukan. (Kukuh Setiawan/sindo)
Yuhronur Efendi, ketua harian Persela sama sekali tidak mau mengomentari strategi atau keputusan pelatih di lapangan. Manajemen tak akan memberi justifukasi ke pelatih dan masih mendukung langkah pelatih dalam memperbaiki tim baik secara teknis maupun mental.
"Kekalahan dengan tujuh gol tentu tidak menyenangkan. Namun masih terlalu awal menilai kinerja tim, karena pemain belum semuanya mengenal tipe permainan Persela. Langkah terbaik adalah belajar dari kekalahan ini dan memperbaikinya," ujar Yuhronur Efendi.
Kekalahan besar juga dipandang positif mengingat Perspura adalah juara bertahan dan tak banyak mengalami perubahan di dalam tim. "Persipura tim luar biasa. Saya kira bukan Persela saja yang kerepotan menghadapi mereka. Semua tim ISL juga merasakannya," tambah Yuhronur.
Melihat dua laga yang telah dilakoni, kontra Pelita Jaya dan Persipura Jayapura, Miroslav Janu mempunyai masalah serius di lapangan depan. Pasalnya Ngon A Djam dan Rudi Widodo yang dipasang sebagai target man belum menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang penyerang berorientasi gol.
Parahnya lini depan juga memicu spekulasi terkait kelangsungan sosok Ngon A Djam di Persela Lamongan. Sumber di manajemen mengatakan, sejumlah nama sudah disiapkan untuk mengantisipasi jika Ngon tetap tidak menunjukkan peningkatan kualitas maupun produktifitas.
"Untuk kali ini Persela tidak mau mengambil risiko dengan merekrut pemain yang kemampuannya di bawah rata-rata. Musim lalu kami sudah dipusingkan dengan perekrutan striker yang jarang mencetak gol dan itu seharusnya tak terulang," kata sumber yang menolak namanya dicantumkan ini.
Walau wewenang perekrutan tetap di tangan pelatih, tentunya manajemen akan membuat evaluasi selama pra musim. Sedangkan Miroslav Janu sendiri enggan berbicara mengenai kekalahan besar yang ditelan pasukannya yang sekaligus membuat kualitas lini depan Persela diragukan. (Kukuh Setiawan/sindo)