
Kasus dualisme kepengurusan klub yang beberapa bulan terakhir ini ramai diperbincangkan, mulai menular pada PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Diawali kompetisi pecah menjadi dua, antara Indonesian Primier League (IPL) dan Indonesia Super League, kini PSSI juga terbelah.
Khususnya untuk anggota Eksekutif Komite (Exco) PSSI mulai terlibat dukung mendukung pada dua model kompetisi tersebut. Satu pihak mendukung digelarnya ISL yang dikelola oleh PT Liga Indonesia, pihak lainnya mendukung IPL dibawah pengelolaan PT Liga Prima Indonesia Sportindo.
Kelompok pendukung IPL tentunya dipimpin Sihar Sitorus, anggota Exco yang juga Ketua Bidang Kompetisi PSSI. Sedangkan pendukung ISL adalah La Nyalla Mattaliti, anggota Exco sekaligus Ketua Bidang Hukum PSSI ini sejak awal menolak digelarnya IPL yang rencananya diikuti 24 klub.
’’Insya Allah kita jalan terus untuk kompetisi ISL itu. Ya, saya tetap ISL,’’ ungkap La Nyalla saat dikonfirmasi perihal sikapnya terkait kisruh kompetisi Liga Indonesia ini. Bahkan diakuinya, kini sebagian besar anggota Exco sudah mendukung untuk digelarnya kompetisi sesuai Status PSSI tersebut.
’’Ya, sekarang enam anggota Exco ke kita (mendukung digelarnya kompetisi ISL, Red),’’ yakin pria yang juga Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur ini, kemarin sore. Sayang tak disebutkan satu per satu anggota Exco PSSI yang telah ‘berbalik arah’ mendukung 14 klub untuk kompetisi ISL itu.
Pastinya dari total sembilan anggota Exco PSSI yang terpilih dari Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Sunan, Solo pada 9 Juli lalu itu, sudah jelas terpecah.
Bahkan jika benar ada enam anggota Exco yang kini mendukung pergerakan kelompok 14, maka total ada ada tujuh orang termasuk La Nyala yang setuju ISL.
Selain La Nyala, enam anggota itu diperkirakan adalah Mawardy Nurdin, Robertho Rouw, Widodo Santoso, Erwin Dwi Budiawan, Tuty Dau dan Tony Apriliani. Sedangkan dua anggota Exco yang tampaknya tetap berkubu pada Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin itu adalah Sihar Sitorus dan Bob Hippy.
Sayang, hingga tadi malam, Sihar Sitorus belum mau menjawab konfirmasi . Namun berdasarkan keterangan sebelumnya, Sihar mengancam klub-klub yang tidak mau tampil di IPL bakal dikenai sanksi oleh PSSI. Sihar pun menantang untuk klub penentang kompetisi IPL itu mengajukan surat resmi.
Kontan, keterangan Sihar itu mendapat reaksi keras dari anggota Exco lainnya. Yaitu Erwin Dwi Budiawan menuding Sihar seenaknya sendiri mengeluarkan pernyataan-pernyataan dengan mengatasnamakan PSSI. Padahal menurut Erwin, Exco PSSI tidak pernah melakukan pleno terkait keputusan itu.
’’Kalau organisasi tidak pernah mengakui aturan organisasinya, maka jadi seenaknya sendiri sesuai dengan kehendak hatinya. Padahal ada aturan yang harus dilalui oleh komite kompetisi sebagai bagian perangkat dari PSSI,’’ sebut Erwin yang mempertanyakan keterangan Sihar pada wartawan itu.
Tak cukup disitu, anggota Exco PSSI melalui La Nyalla telah melaporkan PSSI sebagai otoritas tertinggi sepakbola Indonesia ini kepada FIFA. PSSI dibawah kepimpinan Djohar dilaporkan oleh La Nyala dkk yang mendapat dukungan kelompok 14 atas pelanggaran statua PSSI selama ini.
’’Surat pengaduannya sudah dikirim ke FIFA kok,’’ yakin La Nyalla perihal aksinya melaporkan pelanggran PSSI ke FIFA. Pelanggaran itu terkait dengan kompetisi, meliputi jumlah peserta kompetisi, pelaksana kompetisi, nama kompetisi, hingga persoalan kepemilikan saham Liga Indonesia.
Sementara itu di tingkat klub, kelompok 14 yang mendukung digelarnya ISL tengah menanti regulasi atau kebijakan terbaru dari PT Liga Indonesia. Rencananya kompetisi yang berpeluang sebagai Breakaway League ini bakal mulai digelar pada 1 Desember mendatang.
Kini kelompok yang terdiri dari Persebaya, Sriwijaya FC, Persipura Jayapura, Persib Bandung, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, PSPS Pekanbaru, Pelita Jaya, Semen Padang FC, Deltras Sidoarjo, Persisam Samarinda, dan Mitra Kukar ini ketambahan Arema.
Khususnya Arema dibawah kendali tiga Pembina, Rendra Kresna, Eddy Rumpoko dan Iwan Kurniawan menyatakan dukungan untuk ikut kompetisi ISL. Bahkan manajemen tim yang berkantor di Sultan Agung ini memastikan kini tengah mempersiapkan tim untuk tampil di kompetisi ISL.
’’Kami sangat realistis. Kami tidak menyebut tim Arema U-21, tapi mempersiapkan tim Arema Indonesia, karena yang sebelumnya masuk junior, dari faktor usia dan skill, mereka sudah layak di tim senior,’’ terang Media Officer Arema, Sudarmaji mewakili manajemen Arema versi rendra Kresna.
’’Tentu untuk memenuhi tuntutan kualitas, perlu tambahan pemain, termasuk pemain asing. Kalau masih mengacu pada kuota tahun lalu, karena dengan asumsi pengelolaan kompetisi oleh PT Liga Indonesia, maka kuota pemain asing adalah dua Asia dan tiga non Asia, kami akan maksimalkan itu,’’ sambungnya.
Sedangkan Arema versi Muhammad Nur tetap berkonsentrasi menyiapkan diri melakoni kompetisi yang digelar PSSI. Bahkan tim yang berkantor di Tidar ini terbilang sudah siap untuk laga perdananya di kompetisi IPL saat menjamu PSM Makassar di stadion Gajayana, 27 Nopember nanti. (bua)