Share |

KOREKSI KUOTA ASING


Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo besok diharapkan sejumlah pihak mendapat hasil positif. Hasil itu bisa dijadikan pijakan dasar memperbaiki sepak bola negeri ini, termasuk peninjauan pemakaian kuota pemain asing di Indonesia Super League (ISL).

ISL yang merupakan kompetisi tertinggi di negeri ini otomatis jadi mesin pencetak pemain timnas Indonesia.Namun,beberapa tahun terakhir regenerasi punggawa skuad Merah Putih di beberapa posisi seret. Penetapan lima pemain asing dianggap salah satu faktor minimnya amunisi muda lokal menambah jam terbang mereka.

Minimnya kesempatan pemain dalam negeri,terutama yang berusia muda,bersaing,juga berdampak besar.Mereka jarang merasakan ketatnya kompetisi. Pada posisi striker misalnya.Era Bambang ’Bepe’ Pamungkas memasuki masa akhir, tapi belum ada pelapis yang bisa diandalkan.

Dua dari tiga juru gedor skuad Merah Putih pada Piala AFF 2010 pun diisi bukan pemain ’’murni’’ Indonesia. Cristian Gonzales yang merupakan penyerang naturalisasi,sedangkan Irfan Bachdim pemain yang besar dan dibina di Belanda.UntukYongki Aribowo,pemain ini satu-satunya pilar lini depan yang pure hasil pembinaan negeri ini.

Namun,kesempatan Yongki main masih minim di timnas.Yongki yang kini membela Arema FC Malang setuju jika pengurangan pemain asing dilakukan. ’’Tiga sebenarnya sudah cukup.Semua untuk pemain muda agar mereka bisa memiliki kesempatan lebih besar untuk bermain.Jika tak ada kesempatan karena banyaknya jatah pemain asing,pasti membuat pemain muda akan sulit berkembang,”kata Yongkkemarin.

Namun,menurut Yongki,tetap ada plus minus dari banyaknya regulasi pemain asing saat ini.Mantan penyerang Persik Kediri ini menyatakan,pemain-pemain yang mempunyai kesempatan kecil dalam bermain akan lebih kerja keras dalam berlatih. ”Sebenarnya jika kami memiliki kesempatan kecil untuk bermain di sebuah tim akan lebih memotivasi dalam berlatih.

Sebab,jika tidak berlatih dengan keras,tentu tak akan ada kesempatan untuk bermain,” lanjutnya. Semua yang disampaikan Yongki dibenarkan Pelatih Persela Lamongan musim ini,Subangkit.Prestasi pasukan muda Persela yang menjuarai Djarum ISL U-21 musim ini tentu akan memengaruhi komposisi skuad Laskar Joko Tingkir musim depan.

”Kami menyambut baik,jika regulasi pemain asing dikurangi.Hal itu bisa memberikan kesempatan untuk pemain lokal untuk lebih eksis,”ujarnya. Beberapa pemain muda yang sukses membawa Persela U-21 juara akan diprioritaskan Subangkit untuk komposisi klubnya musim depan.

Dari penilaiannya,ada beberapa sosok pemain muda yang bisa naik kasta ke level senior. ”Untuk komposisi tim senior Persela musim depan,akan ditambah dengan beberapa pilar junior yang kemarin juara. Ada dari beberapa pemain sangat layak bermain di tingkat senior,”lanjut eks arsitek Persema Malang itu.

Jika Yongki dan Subangkit cenderung setuju jika ada pengurangan jasa punggawa impor,pendapat berbeda datang dari Daniel Roekito.Pelatih Persib Bandung ini menilai, ada sisi positif dari banyaknya pemain asing di ISL.

”Buat saya,banyaknya pemain asing yang bermain di ISL mampu memberikan dampak positif juga.Karena dari sisi hiburan,itu akan membuat penonton lebih ramai untuk menyaksikan ISL.Mereka bisa menarik minat masyarakat untuk menyaksikan sepak bola Indonesia.Jadi,tidak selamanya buruk,” tutur Daniel.

Daniel mengatakan,pemakaian pemain asing terlalu banyak juga punya kelemahan. Salah satunya kesempatan main pemain muda akan jauh berkurang.”Kalau buat saya, itu tidak terlalu masalah.Tapi harus kami sadari juga efek negatifnya.Kesempatan untuk pemain-pemain lokal main akan lebih sedikit,”tandasnya. decky irawan jasri
Share on Google Plus

About 12paz