Arema FC Malang dilarang mengirim delegasi mereka ke Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Solo,besok. Semua itu akibat sengketa manajemen klub berjuluk Singo Edan yang belum juga berakhir.
Dualisme manajemen Arema saat ini membuat Komite Normalisasi (KN) PSSI tak mau mengambil risiko.Mereka pun tak bisa melibatkan klub kesayangan suporter Aremaniapada agenda ini. Praktis,tanpa delegasi di Kongres, Arema yang sebelumnya sudah siap berangkat terpaksa tak mempunyai hak pilih.
”Arema harus membenahi kondisi manajemen mereka.Bukan suaranya yang dicabut,tapi dilarang mengirimkan delegasi,”kata Anggota KN PSSI Joko Driyono. Pada KLB nanti,suara Arema sebenarnya masih ada.Namun,runner-up Djarum Indonesia Super League (ISL) ini tak bisa memilih ketua umum (ketum), wakil ketum,serta anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kongres ini.
Kenyataan ini jadi tamparan bagi Singo Edan,yang akhir-akhir ini saling cakar pada manajemennya.Sengketa antara kubu Rendra Kresna dan Muhammad Nuh akhirnya berbuntut larangan KN PSSI mengirimkan delegasi,walau pada data KLB sebenarnya belum ada perubahan.
Arema seolah diperingatkan karena orang-orangnya yang ada sekarang lebih mementingkan urusan posisi di manajemen dibanding memikirkan masa depan klub.Bukan tak mungkin pelarangan delegasi ini hanya hukuman awal dari sederet imbas negatif jika manajemen tetap tak bisa rukun.
KN PSSI tampaknya tak mau situasi Arema memburuk dengan memberikan hak di Kongres ke salah satu pihak. Padahal,kubu Rendra sebelumnya sangat percaya diri dan memberikan mandat kepada Media Officer Arema Sudarmaji sebagai delegasi.Sudarmaji saat dikonfirmasi mengatakan,dia akan tetap berangkat ke Solo bersama Aremania.
’’Tapi bukan sebagai delegasi.Kami mengawal agar Kongres berlangsung lancar dan sesuai tujuan.Keputusan KN PSSI tetap kami hormati,’’ ujarnya. Lantas,bagaimana langkah Arema selanjutnya?
Abriadi mengatakan,klub lebih baik konsentrasi penataan tim maupun manajemen.Dia yakin Kongres nanti tetap akan memunculkan hasil positif bagi sepak bola Indonesia. kukuh setyawan
Dualisme manajemen Arema saat ini membuat Komite Normalisasi (KN) PSSI tak mau mengambil risiko.Mereka pun tak bisa melibatkan klub kesayangan suporter Aremaniapada agenda ini. Praktis,tanpa delegasi di Kongres, Arema yang sebelumnya sudah siap berangkat terpaksa tak mempunyai hak pilih.
”Arema harus membenahi kondisi manajemen mereka.Bukan suaranya yang dicabut,tapi dilarang mengirimkan delegasi,”kata Anggota KN PSSI Joko Driyono. Pada KLB nanti,suara Arema sebenarnya masih ada.Namun,runner-up Djarum Indonesia Super League (ISL) ini tak bisa memilih ketua umum (ketum), wakil ketum,serta anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Kongres ini.
Kenyataan ini jadi tamparan bagi Singo Edan,yang akhir-akhir ini saling cakar pada manajemennya.Sengketa antara kubu Rendra Kresna dan Muhammad Nuh akhirnya berbuntut larangan KN PSSI mengirimkan delegasi,walau pada data KLB sebenarnya belum ada perubahan.
Arema seolah diperingatkan karena orang-orangnya yang ada sekarang lebih mementingkan urusan posisi di manajemen dibanding memikirkan masa depan klub.Bukan tak mungkin pelarangan delegasi ini hanya hukuman awal dari sederet imbas negatif jika manajemen tetap tak bisa rukun.
KN PSSI tampaknya tak mau situasi Arema memburuk dengan memberikan hak di Kongres ke salah satu pihak. Padahal,kubu Rendra sebelumnya sangat percaya diri dan memberikan mandat kepada Media Officer Arema Sudarmaji sebagai delegasi.Sudarmaji saat dikonfirmasi mengatakan,dia akan tetap berangkat ke Solo bersama Aremania.
’’Tapi bukan sebagai delegasi.Kami mengawal agar Kongres berlangsung lancar dan sesuai tujuan.Keputusan KN PSSI tetap kami hormati,’’ ujarnya. Lantas,bagaimana langkah Arema selanjutnya?
Abriadi mengatakan,klub lebih baik konsentrasi penataan tim maupun manajemen.Dia yakin Kongres nanti tetap akan memunculkan hasil positif bagi sepak bola Indonesia. kukuh setyawan