Share |

Daniel : Persib Harus Belajar Dari Persipura


PERSIPURA Jayapura sudah memastikan diri meraih gelar juara Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Bagi "Mutiara Hitam", ini adalah mahkota juara untuk ketiga kali yang mereka raih dalam enam tahun terakhir. Sebelumnya, Persipura menjadi kampiun di Liga Indonesia (LI) XI/2005 dan LSI 2008/2009.

Terlepas dari suara-suara sumbang yang muncul dari orang-orang "tak mampu", Persipura memang pantas menjadi juara. Penampilan stabil, baik di kandang maupun tandang, dan mental juara yang sudah merasuk ke dalam diri setiap pemain, membuat Persipura layak menjadi yang terbaik. Selain itu, dengan dukungan dana "tanpa seri", Persipura praktis tak memiliki persoalan nonteknis sepanjang mengarungi kompetisi.

Tapi, yang terpenting dari semuanya, dan ini patut dijadikan pelajaran oleh Persib Bandung adalah kenyataan bahwa Persipura memiliki program pembinaan dan regenerasi pemain yang sangat terencana.

"Ini yang patut dicontoh oleh tim mana pun, termasuk Persib," kata pelatih Persib, Daniel Roekito usai sesi latihan pagi di Stadion Siliwangi Bandung, Kamis (9/6). "Tim yang sekarang juara sudah dibangun sejak tujuh tahun lalu. Mereka tak banyak melakukan perombakan pemain. Hanya pemain tua yang diganti oleh pemain muda. Itu pun jumlahnya tidak banyak," tambahnya.

Produk lokal

Selain timnya sudah padu karena lama bersatu, proses regenerasi pemain yang dilakukan Persipura pun berlangsung mulus. Sebab, pelatih Jacksen F. Tiago selalu memberikan kesempatan pemain muda untuk mematangkan performanya.

Tak heran, begitu kehilangan pemain senior seperti Eduard Ivakdalam, Jack Komboy, Muhammad Maully Lessy, Christian Warobay, Alberto Goncalves, David Da Rocha, dan Ernest Jeremiah, para pemain muda hasil binaan Persipura sudah bisa langsung diandalkan. Dari mulai Boaz Salossa, Imanuel Wanggai, Ian Louis Kabes, David Laly, Titus Bonai, Stevie Bonsapia hingga generasi teranyar seperti Lukas Wellem Mandowen, Moses Nasaret Romario Banggo, dan Marko Markus Kabiay.

Bandingkan dengan para pemain muda Persib seangkatan mereka. Irwan Wijasmara, Chandra Yusuf Ahmad, Dedi Heryanto, Munadi, Dias Angga Putra, Rendi Saputra, dan Muhammad Agung Pribadi, sinarnya hanya benderang ketika bermain di kelompok usianya. Ketika dipromosikan, mereka tenggelam dan stagnan karena kesempatan bermain mereka sangat minim. Ini terjadi karena Persib lebih percaya pada pemain-pemain yang sudah berlabel bintang.

"Kekuatan inti Persipura ada di pemain-pemain putra daerah sendiri. Ini juga program pembinaan yang bisa menjadi contoh dari Persipura. Pemain muda Persib sebenarnya sangat potensial. Tapi di sini, sulit sekali rasanya," kata Daniel.

Daniel betul, Persipura kini tengah memetik hasil pembinaan berkesinambungan yang sudah mereka lakukan dalam satu dekade terakhir. Jika ingin mengembalikan kejayaaannya, tidak salah kalau para petinggi Persib mencontoh langkah yang sudah dilakoni Persipura.

Kutipan mantan Ketua Umum Persib, H. Dada Rosada ketika meresmikan Diklat Persib di Pusdiklat PT Kereta Api, Jln. Laswi Bandung, 16 Maret 2007, rasanya pantas menjadi penutup tulisan ini. "Tanpa pembinaan berkesinambungan, kita tidak akan menghasilkan apa-apa," kata Dada, empat tahun silam. (endan suhendra)
Share on Google Plus

About 12paz