
Kongres PSSI harus sukses. Tekat itulah yang ditegaskan ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar setelah tiba dari Zurich kemarin. Begitu mendarat di Bandara Cengkareng kemarin sore, Agum langsung meluncur ke kantor PSSI dan menggelar press conference sekitar pukul 18.00 WIB.
"Kongres ini pertaruhan terakhir agar 1 Juli kita bebas dari sanksi," kata Agum Gumelar. "Tidak ada jalan lain. Mari kita semua bersiap diri, merencanakan kongres agar tidak gagal lagi. Ini tanggungjawab kita semua. Bukan semata tanggungjawab KN. KN hanya unsur pelaksana kongres," sambung Agum yang tampak masih kekalahan karena baru saja tiba dari melakukan perjalanan panjang.
Kepada media, mantan Danjen Kopassus itu mengungkapkan apa saja agendanya selama di Zurich. Di antaranya bertemu dengan Direktur Keanggotaan dan Pengembangan FIFA Thierry Regenass dan Frank van Hatum (anggota komite asosiasi FIFA), dilanjutkan dengan bertemu dengan beberapa anggota Exco FIFA. Menurut Agum, tujuan utamanya ke Zurich adalah untuk melakukan lobi agar Indonesia tidak dikenai sanksi. Sedangkan menghadiri kongres adalah tujuan kedua karena saat itu status Indonesia masih tanda tanya.
Agum Gumelar menyatakan, sepulangnya dari Zurich, KN akan segera melakukan safari ke banyak pihak demi suksesnya kongres. "Kami akan ajak semua pihak, termasuk Pak George Toisutta dan Pak Arifin Panigoro untuk menyatukan pikiran, agar tidak ada sanksi dari FIFA," beber Agum.
Senin lusa (6/6), KN akan melakukan rapat membahas segala sesuatunya soal kongres. Termasuk kepastian tanggal dan lokasinya. Saat ini sudah ada beberapa kota disebut-sebut bakal menjadi tempat kongres. Selain Jakarta, ada Solo, Yogyakarta, dan Malang. Tapi Agum menegaskan jika agenda kongres hanya satu. Yaitu memilih Ketum, Waketum, dan anggota Exco PSSI periode 2011-2015. Bedanya, kongres nanti namanya extra ordinary congress atau kongres luar biasa.
Sesuai instruksi FIFA, Agum Gumelar menegaskan jika ketentuan yang akan dipakai dalam kongres nanti sama seperti kongres 20 Mei lalu. Tidak akan ada lagi proses verifikasi para calon. Nama-nama yang sudah lolos itulah yang akan bersaing di kongres.
Kepada media, Agum Gumelar juga mengungkapkan jika saat bertemu Regenass dan Van Hatum, KN diinstruksikan untuk segera membereskan Liga Primer Indonesia (LPI). FIFA menginginkan adanya tindakan nyata dari PSSI soal pelaksanaan liga yang diprakarsai Arifin Panigoro itu.
Dalam suratnya pada 30 Mei lalu FIFA menegaskan jika LPI harus ditarik dalam sistem, di bawah pengawasan PSSI atau dihentikan sama sekali. "Itu harus dilaksanakan. FIFA tidak mau sekadar ungkapan saja," cetus Agum. Mantan Menteri Perhubungan ini membeberkan jika pada 28 Mei lalu KN sudah bersurat kepada LPI.
Sementara itu, setelah press conference KN di kantor PSSI, di salah satu mall di Jakarta pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro juga menggelar press conference. Kali ini yang menjadi narasumber adalah dua orang yang juga baru kembali dari Zurich untuk melobi FIFA, Farid Rahman dan Hadi Basalamah. Kepada wartawan, mereka mengungkapkan jika niat para pemilik suara agar ada perubahan dalam keanggotaan KN sempat mendapat sambutan baik dari Sekjen FIFA Jerome Valcke.
"Kami bertemu Valcke, Senin (30/5) jam 11 siang. Soal pergantian KN itu memang hak prerogatif dari FIFA. Tapi, Valcke sempat mengatakan berniat mengganti KN, namun untuk melakukan perubahan itu dia akan mengkonsultasikan dengan Ketua KONI (Rita Subowo)," ujar Farid Rahman.
Menurut Farid, dari hasil pertemuan itu, Valcke banyak terkejut tentang fakta baru yang dia dengar. Farid mengklaim Valcke baru tahu, jika banyak kejanggalan hingga kongres PSSI pada 20 Mei lalu berakhir tanpa hasil. Banyak fakta yang tidak terungkap sepenuhnya yang selama ini dilaporkan ke FIFA.
"Dari hasil pertemuan, ternyata FIFA tidak seseram yang selama ini digambarkan di Indonesia. Tidak ada sanksi-sanksi yang terjadwalkan bagi Indonesia. Tidak seperti yang diungkapkan KN dan anggotanya selama ini," timpal Hadi Basalamah pula. (ali)