Share |

Ofisial tidak Lengkap Lawan Jeonbuk Motors , AREMA KENA DENDA


Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Peribahasa ini cocok dengan Arema FC Malang yang kini terancam mendapat sanksi berupa denda dari AFC. Semua akibat tak lengkapnya ofisial Arema pada laga terakhir Liga Champions Asia (LCA).

Klub berjuluk Singo Edanini terancam denda USD10.000 atau Rp86,75 juta (USD1 = Rp8.675).Semua adalah efek tidak lengkapnya ofisial tim saat bertamu ke markas Jeonbuk Motors yang tanpa manajer dan media officer.Persoalan seperti ini sebelumnya sering menimpa klub Indonesia yang berkompetisi di level Asia. Manajer TI dan Komunikasi PT Liga Indonesia (Liga) Azwan Kharim mengatakan,klub akan didenda USD5.000 bila beberapa elemen tidak berada di bench pemain saat bertanding.”Arema terancam denda dari AFC.

Mereka tidak bawa manajer dan media officerpada laga kemarin,”kata Azwan,kemarin. Rapor Arema di Grup G LCA secara keseluruhan kurang mengesankan.Mereka tersisih dari LCA sebagai juru kunci dengan hanya mengantongi satu poin dari enam laga.Satu-satunya angka didapat saat bermain imbang 1-1 dengan Shandong Luneng,5 April lalu. ”Soal denda ini,Arema harus bersiap. Kondisi seperti itu biasanya otomatis.Tapi, kami masih menunggu konfirmasi resmi AFC.Untuk tim lain,tidak ada masalah yang berarti,”lanjutnya. Selain Arema di LCA,Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC (SFC) juga merumput di Piala AFC.Mereka sebelumnya berhasil keluar dari jerat rivalitas grup.Berada di Grup H,Persipura finis sebagai runner-up dengan nilai 11 dari enam laga,terpaut dua angka dari pemimpin klasemen Chonburi FC.

Status serupa dimiliki SFC di Grup F. Laskar Wong Kito,julukan SFC,terpaut dua nilai dari pemimpin klasemen Song Lam Nghe An (SLNA).”Jumlah denda musim ini relatif lebih kecil.Mereka sudah tahu karena sebelumnya bermain di Asia,”ujar Azwan. Pada musim lalu Persipura yang merumput di LCA didenda enam kali.Efek tidak adanya media officerdi benchpemain saat mereka berlaga.Mutiara Hitamharus mengeluarkan dana USD30.000 atau Rp271,41 juta (USD1 = Rp9.047). Denda juga dibebankan kepada Persiwa Wamena pada musim lalu.Merumput di Piala AFC 2010,klub ini didenda USD15.000 atau Rp135,7 juta karena manajer mangkir pada tiga pertandingan.Nilai denda mirip juga dibebankan kepada SFC dengan total Rp150 juta.

Musim ini Laskar Wong Kito yang bermain di ajang serupa dan didenda Rp13,5 juta lantaran pelatih tidak menghadiri konferensi pers menjelang laga. Namun secara keseluruhan,kualitas klub Indonesia Super League (ISL) di level Asia masih dipertanyakan. Mereka baru berada pada level kedua atau Piala AFC.Untuk persaingan level teratas pada LCA,mereka kalah bersaing dengan tim asal Jepang,Korea Selatan (Korsel), bahkan China. Bersaing di level kedua pun wakil Indonesia juga harus memeras keringat untuk bersaing dengan wakil Vietnam dan Thailand.Pada 16 besar Piala AFC, Persipura akan dijamu SLNA.Sedangkan SFC bertandang ke markas Chonburi.

Keduanya main di kandang lawan karena hanya sebagai runner-up di pool mereka. ”Klub Indonesia rata-rata bermasalah dengan finansialnya,selain krisis kepemimpinan. Otomatis performa nonteknis mereka tidak maksimal.Secara teknis pun, tampaknya belum bisa berbicara banyak di LCA,”tandas Azwan. Sementara rilis terbaru AFC,laga di Stadion Mandala kala Persipura menjamu Chonburi berada di posisi ketiga untuk jumlah penonton. Partai yang merupakan pertama kalinya laga level internasional digelar di arena itu pada 13 April lalu disaksikan 20.000 penonton.

Situs resmi konfederasi sepak bola Benua Kuning menyatakan,keseluruhan penonton Piala AFC 2011 di fase penyisihan mencapai hampir setengah juta orang.Urutan teratas adalah laga tuan rumah Al Ittihad (Suriah) kontra Al Qadsia (Kuwait). Pada laga di Stadion Aleppo itu disaksikan 30.000 orang. ●wahyu argia
Share on Google Plus

About 12paz