Share |

Umuh Kecewa Diminta Lepas Jabatan Direktur Persib


Manajer Persib Umuh Muchtar mengaku kecewa diminta mencopot jabatan dirut PT Persib Bandung Bermartabat (PBB). Bahkan Umuh juga mengaku sudah menandatangani surat pernyataan mundur yang disodorkan konsorsium kepadanya.

Walhasil, mulai 25 Mei mendatang, Umuh sudah resmi melepas salah satu jabatannya di Persib, dan hanya memegang satu jabatan saja yaitu manajer. Sementara untuk posisi dirut dipegang Glen Sagita. Hanya saja, Umuh mengaku kecewa dan menganggap ada unsur pemaksaan untuk melepas jabatan dirut PT PBB tersebut.

"Dalam surat pengunduran diri sebagai dirut itu, terlebih dulu sudah ditandatangani pihak konsorsium. Seharusnya yang lazim itu, orang yang mengundurkan diri dulu yang menandatangani, setelah itu baru pihak yang menyetujui, ini malah sebaliknya," tegas Umuh kepada wartawan di Stadion Siliwangi, Selasa (22/3/2011).

Alasan Umuh menganggapnya itu sebagai pemaksaan, karena dia dihadapkan pada dua pilihan. Jika ia menandatangani surat persetujuan mundur dari posisi dirut, seluruh dana talangan yang sudah dikeluarkannya mulai dari bulan November hingga Januari 2011 mencapai Rp5,72 miliar langsung diganti. Sebaliknya, jika tak mau mundur, dana tersebut tak akan diganti.

"Saya terpaksa menandatangani itu, karena saya ingin duit saya balik lagi. Jadi mulai 25 Mei nanti, saya sudah tidak aktif lagi di posisi dirut. Tapi menurut pakar hukum itu tidak sah, karena proses pengunduran diri tidak sesuai dengan ketentuan, jadi saya akan terus bergerak untuk memperjuangkan Persib, karena saya yakin orang Jabar tak akan rela Persib hanya dipegang orang-orang luar jabar," jelasnya.

Lebih lanjut Umuh menegaskan, ternyata selama ini saham Persib dikuasai pihak asing di luar Bandung dan Jabar, bernama Mr Kuy, warga keturunan Tiong Hoa. "Yang saya tahu selama ini 70 persen kepemilikan saham itu dipegang pak Glen (Sagita) ternyata tidak, ada pihak lain di belakangnya. Saya sungguh kaget," beber Umuh geram.

Padahal sejak awal, cerita umuh, keterlibatan mereka (konsorsium) itu untuk membantu Persib bukan untuk menguasai. Tetapi pada kenyataannya, mereka malah ingin memiliki Persib. Itu ditunjukkan dengan penguasaan saham Persib sebesar 70 persen, dan sisanya 30 persen itu hanya dimiliki oleh dirinya, dan tiga tokoh masyarakat Bandung lainnya.

"Dari awal padahal saya sudah katakan Persib itu tidak ada nilainya, dan ternyata mereka datang murni untuk berbisnis. Hati mereka sedikitpun tidak untuk Persib melainkan uang," tegasnya. [gin]
Share on Google Plus

About 12paz