"Siapa pun nanti yang terpilih sebagai ketua umum, PSSI bisa terperangkap dalam situasi lose-lose situation. karena kalau kelompok Nurdin yang terpilih, itu akan mendapat tantangan keras dari publik yang sudah terlanjur tidak lagi mempercayainya," kata pengamat olahraga, Fritz Simanjuntak, yang dihubungi di Jakarta, Selasa (22/3).
Namun kalau yang terpilih bukan berasal dari kubu Nurdin Halid, PSSI juga akan dihadapkan pada masalah serupa. ''Karena, belum tentu ketua yang baru itu mempunyai kemampuan lobi dan jaringan yang luas dan kuat seperti Nurdin," kata Fritz yang juga sosiolog itu.
Menurut Fritz, sepak bola sangat berbeda dengan jenis olahraga lainnya karena mempunyai sebuah jaringan global begitu kuat yang melibatkan begitu banyak sisi kehidupan dalam masyarakat dan juga tidak bisa terlepas dari kepentingan-kepentingan politik. Siapa pun yang nanti menjadi ketua umum PSSI pada kongres yang menurut rencana digelar pada akhir April mendatang itu harus memahami bahwa sepak bola adalah sebuah organisasi global. Organisasi di mana kekuatan lobi, baik di dalam maupun luar negeri, serta kemampuan membuat jaringan kuat adalah hal yang sangat penting.
"Jika yang terpilih nanti sebagai ketua umum PSSI yang baru berasal dari kelompok di luar Nurdin Halid, setidaknya ia membutuhkan waktu selama sepuluh tahun untuk membangun jaringan baru. Itu jelas tidak mudah," katanya.
