Sriwijaya FC (SFC) berpeluang menjadi wakil kedua Indonesia di fase Grup Liga Champions Asia (LCA) 2011.
Asal Laskar Wong Kito bisa menyingkirkan klub kaya asal Uni Emirat Arab (UEA) Al Ain. Laga ini pun bukan misi yang tak mungkin. Pertarungan SFC kontra Al Ain merupakan partai final play-off LCA untuk Wilayah Timur. Pemenang laga di Stadion Gelora Sriwijaya (SGS) Jakabaring ini ditunggu tiga klub di Grup F LCA 2011. Tiga klub itu adalah juara J-League atau Liga Jepang Nagoya Grampus, klub peringkat 4 China Super League (CSL) 2010 Hangzho Greentown, dan FC Seoul. Klub terakhir merupakan tim yang musim 2010 sukses jadi juara K-League (Liga Korea Selatan) dan Piala Korea Selatan.
Tentu, gengsi pertarungan ini tinggi mengingat status laga adalah partai hidupmati. SFC sebagai tuan rumah tentu tak ingin melepas peluang besar ini. Empat kemenangan di Jakabaring sebelum menjamu Al Ain dijadikan Pelatih Ivan Kolev sebagai pembangkit semangat. Selain tiga kemenangan di Indonesia Super League (ISL), Sabtu (12/2), SFC melewati laga pertama play-off LCA 2011. Laskar Wong Kito memulangkan Muangthong United yang berstatus juara Liga Primer Thailand dengan tangan hampa lewat drama adu penalti. Kini, peluang di depan mata Ponaryo Astaman dkk tentu tak ingin disia-siakan mereka. Apalagi, masalah kelelahan dan badai cedera yang menyertai tuan rumah juga dialami Al Ain.
Pasukan tamu yang berjuluk The Boss, yang juga main di UEA League, itu mendapatkan hasil tak bagus. Dari 13 kali main, Al Ain kalah enam kali dengan torehan hasil positif hanya menang dua kali plus lima imbang. Bahkan, awal pekan lalu Al Ain kalah di kandang dari Al Nasr pada lanjutan kompetisi domestik. Melihat keadaan kedua klub yang hampir sama, SFC wajib optimistis untuk menyerbu tamunya demi gol kemenangan. Kolev memang tetap harus memutar otak karena pemain utamanya banyak yang bermasalah dengan kebugaran. ”Setelah pertandingan melawan Persijap, kami langsung fokus mempersiapkan diri menghadapi Al Ain.
Kami tahu mereka di liga lokal terpuruk di dasar klasemen, tapi ini ajang berbeda. Di LCA, mereka pasti punya motivasi beda,” kata Kolev. Pelatih asal Bulgaria ini juga mengaku baru kemarin malam mencari info mengenai Al Ain melalui internet. Selain itu, sang arsitek juga dapat masukan dari teman-temannya sesama pelatih yang bekerja di UEA. Dari sana, Kolev mengaku sudah mengantongi kelemahan Al Ain. Mengenai ucapan Kolev soal kewaspadaan dan agar anak asuhnya 100% fokus sepanjang waktu pada laga ini, hal tersebut langsung didukung Keith ’Kayamba’ Gumbs. Striker asing Laskar Wong Kito ini mengakui pemain SFC siap tempur meski sejumlah masalah masih menyertai.
”Kalau saya, bermain berapa menit pun siap kerja keras dan berusaha memenangkan laga ini. Tapi, untuk pemain lain, saya percaya tak akan menyiakan-nyiakan peluang besar ini. Kami siap kerja keras demi tiket lolos dari babak ini,” sebut pemain berusia 37 tahun berpaspor St Kitt Nevis itu. Dari Al Ain, Pelatih Alexandre Gallo menjelaskan, SFC merupakan salah satu tim kuat di Indonesia. Pria asal Brasil ini menilai Laskar Wong Kito sangat baik dan cepat dalam menyerang maupun bertahan. Dia juga telah melihat rekaman pertandingan SFC saat mengalahkan Muangthong. “Setelah melihat rekaman pertandingan saat SFC mengalahkan Muangthong, saya melihat para pemain klub ini bermain cepat dengan strategi bagus.
Para pemain SFC juga selalu mengisi ruang kosong yang ditinggalkan pemain saat menyerang,” tutur Gallo. Selain itu, Gallo, yang pernah melatih klub J-League FC Tokyo, juga memuji penampilan Kayamba. Menurut dia, stamina pemain veteran ini sangat baik meski usianya tidak muda lagi. Pujian serupa terlontar kepada kiper SFC Ferry Rotinsulu yang dinilai sangat tangguh menjaga gawangnya. ■estu santoso
Asal Laskar Wong Kito bisa menyingkirkan klub kaya asal Uni Emirat Arab (UEA) Al Ain. Laga ini pun bukan misi yang tak mungkin. Pertarungan SFC kontra Al Ain merupakan partai final play-off LCA untuk Wilayah Timur. Pemenang laga di Stadion Gelora Sriwijaya (SGS) Jakabaring ini ditunggu tiga klub di Grup F LCA 2011. Tiga klub itu adalah juara J-League atau Liga Jepang Nagoya Grampus, klub peringkat 4 China Super League (CSL) 2010 Hangzho Greentown, dan FC Seoul. Klub terakhir merupakan tim yang musim 2010 sukses jadi juara K-League (Liga Korea Selatan) dan Piala Korea Selatan.
Tentu, gengsi pertarungan ini tinggi mengingat status laga adalah partai hidupmati. SFC sebagai tuan rumah tentu tak ingin melepas peluang besar ini. Empat kemenangan di Jakabaring sebelum menjamu Al Ain dijadikan Pelatih Ivan Kolev sebagai pembangkit semangat. Selain tiga kemenangan di Indonesia Super League (ISL), Sabtu (12/2), SFC melewati laga pertama play-off LCA 2011. Laskar Wong Kito memulangkan Muangthong United yang berstatus juara Liga Primer Thailand dengan tangan hampa lewat drama adu penalti. Kini, peluang di depan mata Ponaryo Astaman dkk tentu tak ingin disia-siakan mereka. Apalagi, masalah kelelahan dan badai cedera yang menyertai tuan rumah juga dialami Al Ain.
Pasukan tamu yang berjuluk The Boss, yang juga main di UEA League, itu mendapatkan hasil tak bagus. Dari 13 kali main, Al Ain kalah enam kali dengan torehan hasil positif hanya menang dua kali plus lima imbang. Bahkan, awal pekan lalu Al Ain kalah di kandang dari Al Nasr pada lanjutan kompetisi domestik. Melihat keadaan kedua klub yang hampir sama, SFC wajib optimistis untuk menyerbu tamunya demi gol kemenangan. Kolev memang tetap harus memutar otak karena pemain utamanya banyak yang bermasalah dengan kebugaran. ”Setelah pertandingan melawan Persijap, kami langsung fokus mempersiapkan diri menghadapi Al Ain.
Kami tahu mereka di liga lokal terpuruk di dasar klasemen, tapi ini ajang berbeda. Di LCA, mereka pasti punya motivasi beda,” kata Kolev. Pelatih asal Bulgaria ini juga mengaku baru kemarin malam mencari info mengenai Al Ain melalui internet. Selain itu, sang arsitek juga dapat masukan dari teman-temannya sesama pelatih yang bekerja di UEA. Dari sana, Kolev mengaku sudah mengantongi kelemahan Al Ain. Mengenai ucapan Kolev soal kewaspadaan dan agar anak asuhnya 100% fokus sepanjang waktu pada laga ini, hal tersebut langsung didukung Keith ’Kayamba’ Gumbs. Striker asing Laskar Wong Kito ini mengakui pemain SFC siap tempur meski sejumlah masalah masih menyertai.
”Kalau saya, bermain berapa menit pun siap kerja keras dan berusaha memenangkan laga ini. Tapi, untuk pemain lain, saya percaya tak akan menyiakan-nyiakan peluang besar ini. Kami siap kerja keras demi tiket lolos dari babak ini,” sebut pemain berusia 37 tahun berpaspor St Kitt Nevis itu. Dari Al Ain, Pelatih Alexandre Gallo menjelaskan, SFC merupakan salah satu tim kuat di Indonesia. Pria asal Brasil ini menilai Laskar Wong Kito sangat baik dan cepat dalam menyerang maupun bertahan. Dia juga telah melihat rekaman pertandingan SFC saat mengalahkan Muangthong. “Setelah melihat rekaman pertandingan saat SFC mengalahkan Muangthong, saya melihat para pemain klub ini bermain cepat dengan strategi bagus.
Para pemain SFC juga selalu mengisi ruang kosong yang ditinggalkan pemain saat menyerang,” tutur Gallo. Selain itu, Gallo, yang pernah melatih klub J-League FC Tokyo, juga memuji penampilan Kayamba. Menurut dia, stamina pemain veteran ini sangat baik meski usianya tidak muda lagi. Pujian serupa terlontar kepada kiper SFC Ferry Rotinsulu yang dinilai sangat tangguh menjaga gawangnya. ■estu santoso