Belum turunnya dana APBD dari Pemkot Bontang untuk kelangsungan Bontang FC (BFC) ternyata menjadi perhatian serius PT Liga Indonesia (PT LI). Demi menjamin “iman” klub yang dibesarkan PT Pupuk Kaltim itu, otoritas penyelenggara kompetisi bentukan PSSI itu mengaku siap memberikan bantuan.
Hal itu diutarakan Manajer BFC, Andi Satya Adi Saputra setelah berdiskusi dengan CEO PT LI Joko Driyono, Jumat (7/1) kemarin. Menurut Andi Adi, sapaan akrabnya, keuangan BFC dalam waktu dekat ini akan terselamatkan. Namun yang terlebih dulu menjadi perhatian adalah penggantian dana kerugian yang ditimbulkan dari mundurnya 3 klub Indonesia Super League (ISL).
“Kami akan menyeriusi persoalan dana yang sudah dikeluarkan untuk tiga pertandingan melawan Persema, PSM, dan Persibo. Kebetulan kami sudah melawan tiga klub yang kini mundur,” ujar Andi Adi.
Dalam pertemuan dengan Joko Driyono, Andi Adi juga mengeluhkan perubahan jadwal BFC yang seharusnya menggelar 4 laga kandang di awal 2011 ini. Di antaranya melawan Persija Jakarta (2/1), PSPS Pekanbaru (6/1), Persib Bandung (16/1) dan Sriwijaya FC (19/1). Namun sesuai dengan perubahan jadwal terbaru, BFC hanya menggelar 2 laga kandang, melawan Persib dan Sriwijaya FC.
“Jika kami menggelar empat pertandingan kandang, kemungkinan kami bisa mendapat pemasukan yang cukup untuk digunakan saat away,” ucapnya.
Masalah itu dikemukakan Andi Adi lantaran hingga kini klubnya belum mendapat kepastian kapan dana APBD akan turun. Bukan hanya untuk melakoni laga tandang, BFC juga masih memiliki tanggungan 2 bulan gaji pemainnya.
Karena itulah, ganti rugi dari mundurnya 3 klub ISL itu, menjadi tambahan amunisi saat tandang. Diperkirakan, BFC mengeluarkan dana lebih dari Rp 400 juta untuk melakoni 2 laga tandang di Makassar dan Bojonegoro, serta 1 laga kandang kala menjamu Persema.
“Dana dari PT Liga jelas menjadi penambah kepercayaan kami bahwa mereka serius membentengi klub-klub ISL untuk tetap berkompetisi. Inilah yang menjadi keyakinan kami bahwa ISL akan terus bergulir. Dalam waktu dekat, kami akan mengklaim kerugian-kerugian yang ditimbulkan mundurnya tiga klub itu. Saat ini kami masih melengkapi data untuk klaim,” ujarnya.
Sebelumnya, muncul wacana BFC akan mengundurkan diri dari kontes ISL dan menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI). Iming-iming ketersediaan dana yang berasal dari konsorsium LPI membuat klub berjulukan The Red Equator itu sempat goyah iman.
“Jujur kami akui, masalah pendanaan memang menghantui kami. Ini pula yang saya curhat-kan dengan Pak Joko. Responsnya sangat bagus, dan ada keinginan dari mereka agar kami tidak meninggalkan ISL,” ujarnya. “Selain mengembalikan kerugian dana, ada kemungkinan PT Liga nantinya juga menjadi pihak yang akan membantu klub-klub ISL yang kesulitan dana akibat belum cairnya APBD. Memang tidak terus-terusan, tapi paling tidak itu akan menjadi penjamin bahwa kompetisi akan terus bergulir,” tutur Andi Adi.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Joko Driyono mengaku PT LI baru akan memberikan penggantian dana kerugian klub, setelah ada klaim dari klub. “Bukan hanya Bontang FC, tapi semua klub yang pernah melakoni pertandingan dengan tiga klub yang mundur, juga akan kami berikan penggantian. Secepatnya akan kami bayar setelah ada klaim masuk,” ujar Joko.
Terkait pengambilalihan klub yang terancam gulung tikar akibat kesulitan dana, Joko mengaku hal itu belum dibicarakan di internal PT LI. “BIsa saja itu dilakukan, tapi belum saat ini. Yang jelas kami belum membahas kondisi seperti itu. Mungkin bisa diagendakan dalam kesempatan lain,” tuturnya.