
Carut-marut Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010 tak membuat PT Djarum kapok untuk menjadi sponsor. Sebaliknya, musim depan Djarum justru akan meningkatkan kembali nilai kontraknya.
Musim lalu, masalah perizinan telah memaksa PT Liga menjadwal ulang beberapa laga. Tak hanya itu, sulitnya mendapat izin pertandingan dari pihak kepolisian membuat banyak laga ISL terpaksa digelar tanpa penonton.
Kejadian ini tentu saja tidak menguntungkan bagi pihak sponsor, terutama PT Djarum. Ketidakhadiran penonton membuat promosi brand Djarum yang dilakukan di areal stadion tidak berjalan maksimal.
Menurut perwakilan PT Djarum, Fatih Chabanto, musim lalu setidaknya ada 27 laga yang digelar tanpa penonton. "Tentu saja merugikan kalau pertandingan digelar tanpa penonton. Kejadian seperti ini juga bisa merusak citra kami," katanya.
Meski demikian, Fatih menegaskan Djarum tidak akan meninggalkan ISL. Sebaliknya, Djarum tetap bersedia untuk menjadi sponsor utama ISL musim 2010/2011.
"Saat ini kesepakatan sudah mencapai 99 persen," kata Fatih kepada wartawan, di kantor PT Liga Indonesia, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Agustus 2010.
"Musim ini, kemungkinan akan ada peningkatan nilai kontrak sebesar 10 persen dari musim lalu. Nominalnya kira-kira antara Rp40-41 Miliar," tambahnya.
Musim lalu Djarum telah menggelontorkan dana sebesar Rp37,5 miliar untuk menjadi sponsor utama ISL. Angka itu meningkat dibanding tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp35 Miliar.
"Peningkatan sebesar 10 persen hanya mengikuti laju inflasi saja. Tidak ada alasan yang spesifik," kata Faith.
"Kami sudah berdarah-darah saat pertama kali jadi sponsor Liga Indonesia pada 2005 lalu. Masa sekarang saat sudah mulai membaik kami justru meninggalaknnya," tandas Fatih.