WACANA juara bersama memangmengemuka pada final Piala Indonesia (PI) 2010 antara Sriwijaya FC dan Arema Indonesia di Stadion Manahan, Solo, Minggu (1/8). Namun, rencana tersebut akhirnya dianulir karena adanya tekanan dari PSSI.
PT Liga Indonesia dinilai tidak berhak memutuskan status laga tersebut kalau sampai terhenti karena sikap intervensi Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo. Seandainya pertandingan saat itu terhenti, statusnya dikembalikan kepada rapat Anggota Exco PSSI. Nanti, Exco yang memutuskan tempat dan waktu pertandingan berikutnya. Berkembangnya wacana juara bersama muncul, kabarnya, dilatarbelakangi sikap intervensi Kapolda Jateng.
Saat itu, Kapolda Jateng tetap meminta pergantian wasit yang dinilai tidak adil yang efeknya pertandingan dihentikan sementara. Namun, aparat kepolisian memperkirakan kondisi stadion menjadi tidak kondusif bila wacana tersebut dilakukan. Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabussala (ADS) mengatakan,wacana juara bersama tetap bukan solusi.“ Tidak ada rencana juara bersama.
Kami juga tidak merasa ditekan. Apa yang terjadi saat itu bisa dikatakan bukan intervensi.Pembicaraan kami di lapangan (dengan Kapolda Jateng) berbentuk dialog. Kami tetap bersahabat dengan Kapolda Jateng dan kepolisian secara umum,”tuturnya. ADS memang tidak menutupi adanya pembicaraan selama 10 menit untuk membahas status wasit. Sebab,Liga harus memberikan penjelasan atas regulasi yang ada dan jaminan tidak adanya human error.
“Kami sejak awal tahu karakter Kapolda Jateng.Secara keseluruhan bisa memaklumi kondisi yang ada. Bagaimanapun, Kapolda Jateng tidak ingin ada keributan seusai pertandingan. Kami akhirnya bisa meyakinkan Kapolda sehingga pertandingan bisa dilanjutkan kembali,”ujarnya. Sementara itu,wasit Jimmy Napitupulu yang memimpin laga final menegaskan, Kapolda Jateng hanya memintanya memperbaiki kesalahan pada babak pertama.
Kesanggupan memperbaiki kinerja di lapangan diberikan karena bentuk tanggung jawab,bukan janji. Jimmy juga mengakui tidak adanya tekanan yang diberikan pihak lain selama tertundanya pertandingan. Komunikasi dengan Kapolda Jateng dilakukan saat kembali masuk lapangan setelah sepakat laga dilanjutkan.
“Itu bentuk tanggung jawab Kapolda. Aremania mulai panas seusai kartu merah Noh Alam Shah.Yang jelas, selama tertundanya pertandingan tidak ada tekanan. Saya juga baru bertemu Kapolda saat mau masuk lapangan. Beliau memang meminta saya memperbaiki kinerja,”tandasnya. (wahyu argia)