Laga ulang Persik Kediri versus Persebaya Surabaya tidak bisa ditawar lagi. PT Liga Indonesia (LI) memastikan bahwa pertandingan tersebut harus dihelat pada 5 Agustus nanti di Stadion Brawijaya, Kediri.
Sejauh ini, kubu Persebaya berusaha mengabaikan laga tersebut. Mereka berpendapat bahwa dasar hukum dilaksanakannya pertandingan itu lemah. Green Force -julukan Persebaya- bahkan berencana melaporkan masalah tersebut ke AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) dan FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia).
Namun, jika benar-benar tidak mau melakoni laga itu, Persebaya harus siap-siap terkena sanksi. Ketua PT LI Andi Darussalam Tabusalla menyatakan bahwa kemungkinan dijatuhkannya hukuman tersebut terbuka. Hanya, dia tidak menjelaskan bentuk sanksinya seperti apa. "Saya tidak mau berkomentar soal itu. Di dalam aturan sudah dijelaskan bagaimana sanksi tersebut," ucap Andi kemarin (25/7).
Dalam manual liga disebutkan, tim yang tidak hadir dalam pertandingan dinyatakan kalah 0-3 dan dikurangi tiga poin. Selain itu, tim tersebut berpeluang mendapatkan sanksi lain dari badan peradilan PSSI.
Persebaya pernah menikmati regulasi itu ketika dinyatakan menang 3-0 atas Persik yang tak mampu menghelat pertandingan sesuai dengan jadwal. Namun, justru dari situlah awal karut-marutnya masalah tersebut. Persik melakukan banding dan Komisi Banding (Komding) PSSI akhirnya memutuskan bahwa pertandingan harus digelar ulang. Kemenangan Persebaya pun dibatalkan.
Akibat keputusan itu, Persebaya kini terancam degradasi. Green Force berada di peringkat ke-16 dengan 36 poin. Sebaliknya, Pelita Jaya naik ke posisi ke-15 dengan 39 poin. Andai Persebaya gagal menang atas Persik dengan lebih dari dua gol, Pelita berhak mengikuti playoff melawan tim peringkat keempat Divisi Utama (Persiram Raja Ampat). Sedangkan Persebaya dan Persik bakal terdegradasi.
Kubu Persebaya masih melihat adanya peluang untuk menghindari laga kontra Persik. Mereka beranggapan bahwa keputusan komdis yang menghukum Persik denda Rp 30 juta plus peringatan keras kepada Ketua Umum Samsul Ashar karena melakukan banding adalah cermin bahwa keputusan komding tidak sah.
Tapi, Andi tak ingin berpolemik dengan hal tersebut. "Terserah Persebaya mau menerjemahkan keputusan komdis seperti apa. Yang pasti, kami hanya menjalankan yang direkomendasikan komding," tegas pria yang menjadi penasihat klub juara Indonesia Super League (ISL) 2009-2010 Arema Indonesia itu.
Di sisi lain, CEO PT LI Joko Driyono juga enggan berkomentar terkait dengan polemik tersebut. "Saya tidak berkomentar soal itu karena masa perdebatannya sudah lewat," cetusnya.
Joko menegaskan bahwa pihaknya akan menjalankan rekomendasi komding agar mengadakan laga Persik versus Persebaya. PT LI juga memastikan bahwa playoff akan dihelat di Stadion Jatidiri, Semarang, pada 8 Agustus. Dia kembali menegaskan bahwa Persebaya terancam sanksi jika tidak melakoni laga kontra Macan Putih, julukan Persik. "Menolak bermain itu hak Persebaya. Kita hargai itu. Tapi, konsekuensi dari melakukan hal itu sudah jelas," ucapnya.
Terkait dengan keputusan komdis yang menghukum Persik karena melakukan banding, Joko punya argumen sendiri. Menurut dia, keputusan komdis tersebut tidak berkaitan dengan sporting sanction. "Semua sudah sesuai dengan prosedur. Pokoknya, kami akan lakukan apa yang sudah diputuskan," cetus mantan manajer Pelita Jaya itu. (uan/ali/c9/ca)